tag:blogger.com,1999:blog-36258310959148713292024-02-08T04:25:20.873-08:00History is my liveSEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-66558269800714164702012-10-10T23:41:00.003-07:002012-10-10T23:41:58.136-07:00Gerakan Protes Sartono Kartodirdjo: Bagian I ~ All Reviews<a href="http://notereviews.blogspot.com/2012/10/gerakan-protes-sartono-kartodirdjo.html#comment-form">Gerakan Protes Sartono Kartodirdjo: Bagian I ~ All Reviews</a>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-32318305448505410972012-10-10T23:41:00.001-07:002012-10-10T23:41:57.823-07:00Gerakan Protes Sartono Kartodirdjo: Bagian I ~ All Reviews<a href="http://notereviews.blogspot.com/2012/10/gerakan-protes-sartono-kartodirdjo.html#comment-form">Gerakan Protes Sartono Kartodirdjo: Bagian I ~ All Reviews</a>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-34737460576567775932012-03-15T16:16:00.002-07:002012-03-15T16:17:24.256-07:00MATERI UTS KELAS XI IPA<ol style="margin-top:0in" start="1" type="1"> <li class="MsoNormal">VOC berdiri </li> <li class="MsoNormal">Perlawanan sultan agung </li> <li class="MsoNormal">Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa </li> <li class="MsoNormal">Hak istimewa VOC</li> <li class="MsoNormal">Ekstirpasi </li> <li class="MsoNormal">Faktor kemunduran VOC</li> <li class="MsoNormal">Napoleon Bonaparte</li> <li class="MsoNormal">Deandles (kerja Rodi): angkatan darat </li> <li class="MsoNormal">Pertahanan militer ala Deandles </li> <li class="MsoNormal">Menurunnya nilai-nilai feodalime Kraton </li> <li class="MsoNormal">Contingental stelsel </li> <li class="MsoNormal">Kapitulasi Tuntang </li> <li class="MsoNormal">Raffles</li> <li class="MsoNormal">Karesidenan </li> <li class="MsoNormal">Sistem sewa tanah zaman Raples </li> <li class="MsoNormal">Pynbank </li> <li class="MsoNormal">The history of java</li> <li class="MsoNormal">Traktat london </li> <li class="MsoNormal">Memorandum 1851</li> <li class="MsoNormal">Penerapan tanam paksa di Pulau Jawa </li> <li class="MsoNormal">Faktor-faktor kekalahan perlawanan di Nusantara pada abad 19 </li> <li class="MsoNormal">Aturan tanam paksa </li> <li class="MsoNormal">Dampak positif tanam paksa </li> <li class="MsoNormal">Latar belakang politik pintu terbuka </li> <li class="MsoNormal">Poenali Santie </li> <li class="MsoNormal">Politik etis </li> <li class="MsoNormal">Tokoh-tokoh penganjur politik etis </li> <li class="MsoNormal">Dampak positif politik etis dalam bidang pendidikan </li> <li class="MsoNormal">Fakor ekternal lahirnya pergerakan nasional </li> <li class="MsoNormal">Batasan nasionalisme </li> <li class="MsoNormal">Emansipasi idealisme Kartini </li> <li class="MsoNormal">Budi Utomo Organisasi Sekuler </li> <li class="MsoNormal">Cokroaminoto vs Semaun </li> <li class="MsoNormal">Douwes Dekker</li> <li class="MsoNormal">Perjuangan Perhimpunan Indonesia di Eropa </li> <li class="MsoNormal">Faktor-faktor kekgagalan penyerangn batavia </li> <li class="MsoNormal">4 Perbedaan antara politik tanam paksa dengan politik pintu terbuka </li> <li class="MsoNormal">5 perbedaan perjuangan antara Muhammadiyah dengan NU semasa pergerakan nasional </li> <li class="MsoNormal">Sepak terjang Semaun </li> <li class="MsoNormal">Latar belakang berdirinya PNI</li> </ol>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-86862714851824964132012-03-15T16:16:00.001-07:002012-03-15T16:16:54.149-07:00MATERI UTSSEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-12360904507359939582012-03-15T16:08:00.000-07:002012-03-15T16:09:23.532-07:00<p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA<br /> DI INDONESIA<br />PADA ABAD KE-19 DAN 20</b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Oleh :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "> PRIJADJI</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "> SMA NEGERI 2 MAGELANG</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">"</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">ang dipimpin oleh raja Maulana Muhammad,akan tetapi sikap De Houtman semakin kaku dalam perdagangan (hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen dan membeli melalui pejabat atau cina perantara,akhirnya Ia ditangkap dan dibebaskan setelah membayar uang tebusan kemudian meninggalkan Banten.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">GAMBAR WILLIAM VAN ORANYE</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Walaupun demikian de Houtman disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Belanda,ia dianggap sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke Nusantara.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Pada tanggal 28 November 1598 pelayaran baru Belanda dipimpin oleh <i>Jacob van Neck </i>dan <i>Wybrect van Waerwyck </i>dengan 8 buah kapal tiba di Banten.Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Karena sikap Van Neck yang sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar Banten ,maka 3 buah kapalnya yang penuh muatan rempah-rempah berhasil dikirim ke Belanda dan 5 buah kapal yang lainnya menuju Maluku.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Di Maluku ,Belanda juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">KEPULAUAN MALUKU</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">C.TERBENTUKNYA VOC</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Keberhasilan ekspedisi-ekspedisi Belanda dalam mengadakan perdagangan rempah-rempah mendorong pengusaha-pengusaha Belanda yang lainnya untuk berdagang ke Nusantara.Diantara mereka terjadi persaingan.Disamping itu mereka harus harus menghadapi persaingan dengan Portugis,Spanyol dan Inggris.Akibatnya mereka saling menderita kerugian,lebih lebih dengan sering terjadinya perampokan perampokan oleh bajak laut.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Atas prakarsa dari 2 orang tokoh Belanda yaitu <i>Pangeran Maurits </i>dan <i>Johan van Olden Barnevelt</i> pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberinama VOC (<i>Verenigde Oost Indesche Compagnie ) </i>atau ‘Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur’, pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh<i> Francois Witter</i> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; ">TUJUAN DIBENTUKNYA VOC</p> <ol style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-top: 0in; " start="1" type="1"> <li class="MsoNormal">Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda untuk keuntungan maksimal.</li> <li class="MsoNormal">Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,baik dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.</li> <li class="MsoNormal">Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol.</li> </ol> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">ENGLISH EAST INDIA COMPANY</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">HAK-HAK ISTIMEWA VOC</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; "><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"">•<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; "> </span></span><!--[endif]-->Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa VOC diberi hak-hak istimewa oleh pemerintah Belanda :</p> <ol style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-top: 0in; " start="1" type="1"> <li class="MsoNormal">Memonopoli perdagangan </li> <li class="MsoNormal">Mencetak dan mengedarkan uang </li> <li class="MsoNormal">Mengangkat dan memperhentikan pegawai </li> <li class="MsoNormal">Mengadakan perjanjian dengan raja-raja</li> <li class="MsoNormal">Memiliki tentara untuk mempertahankan diri </li> <li class="MsoNormal">Mendirikan benteng </li> <li class="MsoNormal">Menyatakan perang dan damai </li> <li class="MsoNormal">Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.</li> </ol> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">C.KEBIJAKAN PEMERINTAHAN<br />KOLONIAL BELANDA DAN SISTEM<br />BIROKRASI PEMERINTAHAN VOC<br />DI INDONESIA (SEBELUM ABAD<br />KE-19)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1.POLITIK PERDAGANGAN DAN<br /> KEBIJAKAN PEMERINTAHAN VOC </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in; "><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"">•<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; "> </span></span><!--[endif]-->Peraturan-peraturan yg ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a).<b><u>Verplichte Laverantie</u></b> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">yg telah ditetapkan oleh VOC,dan melarang rakyat </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">menjual hasil buminya selain kepada <b>VOC.</b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>b</b>).<b><u>Contingenten</u></b> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> pajak berupa hasil bumi.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">c).Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">d).<b><u>Ekstirpasi</u></b> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> rempah agar tidak terjadi over produksi yg dapat </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> menyebabkan harga rempah-rempah merosot.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">e).<b><u>Pelayaran Hongi</u></b> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> perang) untuk mengawasi pelaksanaan monopoli </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Beberapa gubernur jendral VOC yang dianggap<br />berhasil dalam mengembangkan usaha dagang dan kolonisasi VOC di Nusantara antara lain :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i>1.Jan Pieterzoon Coen</i> (1619-1629)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Dikenal sebagai peletak dasar imperialisme Belanda di </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Nusantara.Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> keluarganya ke Indonesia.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2.<i>Antonio Van Diemen </i>(1636-1645)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Ia berhasil memperluas kekuasaan VOC ke Malaka pada </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> tahun 1641,Ia juga mengirimkan misi pelayaran yang </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dipimpin Abel Tasman ke Australia,Tasmania,Selandia baru.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3.<i>Joan Maetsycker </i>(1653-1678)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Padang dan Menado.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i>4.Cornelis Speeldman </i>(1681-1684)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Ia menghadapi perlawanan didaerah dan tidak berhasil mengalahkan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Sultan Agung,Trunojoyo dan Sultan Ageng Tirtayasa.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i> </i></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2.SISTEM BIROKRASI VOC</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Guna memerintah wilayah-wilayah di Nusantara</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> VOC mengangkat seorang <i>gubernur jendral </i> yg </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Dibantu oleh 4 orang yg disebut<i> Raad van Indie</i> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> (dewan India)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Dibawah gubernur jendral diangkat beberapa </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> <i>gubernur</i> yang memimpin suatu daerah.dibawah </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> gubernur terdapat beberapa <i>Residen</i> yang di-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> bantu oleh <i>Asisten Residen,</i>pemerintahan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dibawahnya lagi diserahkan pada pemerintahan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> tradisional,seperti Raja dan Bupati.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i> </i>VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i> </i>langsung (Indirect rule) dengan memanfaatkan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i> sistem Feodalisme.</i></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3.KEMUNDURAN VOC</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> ke-18 disebabkan oleh :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 1.Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 2.Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luas </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> nya wilayah kekuasaan VOC.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 3.Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> terlalu besar.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 4.Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dengan EIC milik Inggris.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 5.Hutang VOC yang sangat besar.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 6.Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> usahanyamengalami kemunduran </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 7.Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoli </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> perdaganganyg diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> diteruskan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 8.Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada tahun </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 1795.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">VOC DIBUBARKAN</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Pada tahun 1795 dibentuk panitia pembubaran </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> VOC dan hak-hak istimewa VOC dihapus.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Pada tanggal 31 desember 1799 VOC </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 134,7 juta gulden.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Selanjutnya semua hutang dan kekayaan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> VOC diambil alih oleh Pemerintah Kerajaan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Belanda.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">D.PEMERINTAHAN<br />KOLONIAL HINDIA BELANDA</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Perubahan yang terjadi di Eropa pada akhir abad 18</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Pada tahun 1795 Partai Patriot Belanda yg anti </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "> raja,atas bantuan Perancis berhasil merebut </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "> kekuasaan dan membentuk pemerintahan baru </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "> yg disebut <b><i>Republik Bataaf</i></b> (Bataafische Repu-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "> bliek ),Republik ini menjadi bawahan Perancis </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "> yg sedang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Raja Belanda Willem V,melarikan diri dan membentuk pemerintahan peralihan di Inggris yang pada waktu itu menjadi musuh Perancis.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Setelah VOC dibubarkan oleh pemerintah tersebut pada tahun 1799,tanah jajahan yang dulu dikuasai VOC kemudian diurus oleh suatu badan yang disebut <i>Aziatische Raad</i> (Dewan Asia).</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Kekuasaan pemerintahan Belanda di Nusantara dipegang oleh gubernur jendral Johanes Siberg (1801-1804) yang menggantikan gubernur jendral Overstrateen sebagai gubernur jendral VOC yang terakhir.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Johanes Siberg seharusnya mencerminkan sifat dari Republik Bataaf yg Liberal.Akan tetapi sebelum resmi berkuasa di Nusantara ia mengirim 2 komisaris ke Nusantara yaitu Nederburg dan Hogendrop.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">E.MASA PEMERINTAHAN<br />HERMAN W.DAENDELS</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Letak geografis Belanda yg dekat dengan Inggris<br /> menyebabkan Napoleon Bonaparte merasa perlu<br /> menduduki Belanda.Pada tahun 1806,Perancis<br /> membubarkan Republik Bataaf dan membentuk<br /> Kerajaan Belanda (Kominkrijk Holland).Napoleon<br /> kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai<br /> raja Belanda dan berarti sejak saat itu pemerinta-<br /> han yang berkuasa di Nusantara adalah pemerin-<br /> tahan Belanda-Perancis.<br /> Oleh karena itu Louis Napoleon mengangkat<br /> Herman William Daendeles sebagai gubernur jen-<br /> dral di Nusantara.Dengan tugas utama memperta-<br /> hankan P.Jawa dari serangan Inggris.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAENDELS</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1<b>).Bidang Birokrasi Pemerintahan </b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b> </b>a.Pusat pemerintahan dipindahkan kepedalaman </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> b.Dewan Hindia Belanda sebagai dewan leges-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> latif diganti dengan Dewan Penasehat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> c.Membentuk sekretariat negara (Algemene </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Secretarie).</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> d.Pulau jawa dibagi pulau jawa di bagi menjadi 9</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Prefektuur dan 31 kabupaten </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> e.Para bupati di jadikan pemerintah Belanda dan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> di beri pangakat sesuai dengan ketentuan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> kepegawaian pemerintah Belanda.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Bidang hukum dan peradilan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a.Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> jenis pengadilan yaitu sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> (1).Pengadilan utuk orang eropa </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> (2).Pengadilan untuk orang pribumi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> (3).Pengadilan untuk orang timur asing </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Pengadilan untuk orang pribumi ada di setiap </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> prefectur dengan prefect sebagai ketua dan para </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> bupati sebagai anggota </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b.Pemberantasan koropsi tanpa pandang bulu </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> termasuk pada bangsa Eropa.Akan tetapi ia </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> sendiri melakukan korupsi besar-besaran dalam </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> kasus penjualan tanah kepada fihak swasta. </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Bidang Militer dan Pertahanan<br /><br /> Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mem-<br /> pertahankan P.Jawa dari serangan Inggris,Daendels<br /> mengambil langkah-langkah :<br /> a).Membangun jalan antara Anyer-Panarukan.<br /> b).Menambah jumlah angkatan perang dari 3000<br /> orang menjadi 20.000 orang.<br /> c).Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang<br /> d).Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung<br /> Pandang dan Surabaya.<br /> e).Membangun benteng-benteng pertahanan.<br /> f).Meningkatkan kesejahteraan prajurit.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 19.5pt; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Bidang Ekonomi dan Keuangan<br /> a).Membentuk Dewan Pengawas Keuangan<br /> negara (Algemene Rekenkaer).<br /> b).Mengeluarkan uang kertas<br /> c).Memperbaiki gaji pegawai<br /> d).Pajak in natura (contingenten) dan sistem pe-<br /> nyerahan wajib (verplichte laverantie) yang di<br /> terapkan pada masa VOC tetap dilanjutkan.<br /> e).Mengadakan monopoli perdagangan beras.<br /> f).Mengadakan peminjaman paksa kepada orang<br /> orang yang dianggap mampu,bagi yg menolak<br /> akan dikenakan hukuman.<br /> g).Penjualan tanah kepada fihak swasta.<br /> h).Mengadakan <i>Preanger Stelseel</i> ,yaitu kewajiban<br /> bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk<br /> menanam tanaman eksport : Kopi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5).Bidang Sosial </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a).Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Rodi untuk membangun jalan Anyer-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Panarukan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b).Pebudakan dibiarkan berkembang </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">c).Menghapus upacara penghormatan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> kepada Resident,Sunan dan Sultan</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">d).Membuat jaringan pos distrik dengan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> menggunakan kuda pos</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><u>AKHIR KEKUASAAN HERMAN W.DAENDELS</u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Kejatuhan Daendels antara lain disebab-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">kan oleh hal-hal sebagai berikut :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Sikapnya yg otoriter terhadap raja-raja</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Banten,Yogyakarta,Cirebon menimbul-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> kan pertentangan dan perlawanan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Penyelewengan dlam kasus penjualan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> tanah kepada fihak swasta dan manipu-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> lasi penjualan istana Bogor.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Keburukan dalam sistem administrasi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> pemerintahan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">F.PENJAJAHAN INGGRIS<br />DI INDONESIA<br />(1811-1816)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><u>Latar belakang pendudukan Inggris adalah sbb :<br /></u><br />a).<i>Contingental Stelseel<br /> </i>Yang diterapkan oleh Napoleon di Eropa 1806<br /> dengan memblokade perdagangan Inggris di<br /> Eropa daratan,Inggris tumbuh menjadi negara<br /> industri besar membutuhkan daerah pemasaran<br /> yg luas,oleh karena itu India dan Indonesia<br /> akan dijadikan tempat pemasaran barang<br /> barang industri Inggris.<br />b).Nusantara yg praktis dikuasai Perancis (Belanda<br /> Perancis) merupakan bahaya laten bagi kekuasa-<br /> an Inggris di Asia.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Ketika akhirnya Inggris menyerbu P.Jawa,pengganti<br /> nya Daendels,gubernur jendral Jansen,tidak mampu<br /> bertahan dan menyerah,akhir dari penjajahan<br /> Belanda-Perancis ditandatangani dengan Kapitulasi<br /> Tuntang (18 Sepetember 1811),isinya :<br /> a.Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada<br /> Inggris.<br /> b.Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris<br /> c.Semua pegawai Belanda yg mau bekerjasama<br /> dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus<br /> d.Semua hutang Pemerintah Belanda yg dahulu,<br /> bukan menjadi tanggung jawab Inggris.<br /> Kapitulasi Tuntang ditandatangani tanggal 18 Sept<br /> 1811 oleh S.Auchmuty dari fihak Inggris dan<br /> Janseens dari fihak Belanda. </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang ,raja muda<br /> Lord Minto yg berkedudukan di India mengangkat<br /> <i>Thomas Stamford Raffles</i> sebagai wakil gubernur<br /> di P.Jawa,dalam pelaksanaannya Raffles berkuasa<br /> penuh diseluruh Nusantara.Dan cenderung menda-<br /> pat tanggapan positif dari raja-raja dan rakyat<br /> setempat karena hal berikut ini :<br /> a.Para raja da rakyat tidak menyukai Daendels<br /> b.Ketika masih berkedudukan di Penang,Malaysia<br /> Raffles beberapa kali mengadakan misi rahasia<br /> ke kerajaan-kerajaan yg anti Belanda,seperti :<br /> Yogyakarta,Banten dan Palembang.<br /> C.Sebagai seorang yg Liberalis ,Raffles memiliki<br /> kepribadian yg simpatik,ia menjalankan politik<br /> murah hati dan sabar walaupun dalam praktek- <br /> nya berlainan.<br /> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">KEBIJAKAN PEMERINTAHAN RAFFLES</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Dalam menjalankan tugas Raffles didampingi oleh </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> suatu badan penasehat (advisory Council) yang</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> terdiri atas Gillespie,Cranssen dan Muntinghe.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1.Bidang Pemerintahan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> langkah-langkah yg diambil Raffles :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> a.P.Jawa dibagi menjadi 16 Karisidenan (berlang-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> sung sampai tahun 1964).</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> b.Merubah sistem pemerintahan yg semula dilaku </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> kan oleh pengusaha pribumi menjadi sistem </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> pemerintahan kolonial yg bercorak barat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> c.Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dilepaskan kedudukannya yg mereka peroleh </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> secara turun tumurun.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2.Bidang Ekonomi dan Keuangan<br /><br />a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman eksport.<br />b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem peyerahan wajib (Verplichte Laverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC.<br />c. Menetapkan sistem sewa tanah (landren). Untuk menentukan besarnya pajak, tanah dibagi menjadi 3 kelas, yaitu sebagai berikut.<br /> 1. Kelas I, yaitu tanah yang subur, dikenakan pajak setengah dari hasil bruto.<br /> 2. Kelas II, yaitu tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto.<br /> 3. Kelas III, yaitu tanah tandus, dikenakan pajak dua per lima dari hasil bruto.<br />d. Pemungutan pajak pada awalnya secara perorangan.<br />e. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras. </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 1in; "><br />MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN SISTEM SEWA TANAH<br />a. Para petani dapat menanam dan menjual hasil panennya secara bebas untuk memotivasi mereka agar bekerja lebih giat sehingga kesejahteraannya menjadi lebih baik.<br />b. Daya beli masyarakat semakin meningkat sehingga daapt membeli barang-barang industri Inggris.<br />c. Pemerintah kolonial mempunyai pemasukan negara secara tetap dan cukup terjamin.<br />d. Memberikan kepastianhukum atas tanah yang dimiliki petani.<br />e. Secara bertahap untuk mengubah sistem ekonomi barang menjadi ekonomi uang.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Sistem sewa tanah dalam pelaksanaannya telah menimbulkan perubahan-perubahan penting sebagai berikut:<br />a) Unsur paksaan diganti dengan unsur kebebasan dan suka rela.<br />b) Ikatan yang bercorak tradisional dirubah menjadi hubungan perjanjian atau kontrak.<br />c) Ikatan adat-istiadat yang sudah berjalan turun- temurun menjadi semakin longgar, karena pengaruh budaya barat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN SISTEM SEWA TANAH</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a. Keuangan negara dan pegawai-pegawai yang cakap jumlahnya terbatas.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b. Masyarakat Indonesia berbeda dengan masyarakat India yang sudah mengenal perdagangan ekspor.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">c. Sistem ekonomi desa pada waktu itu belum memungkinkan diterapkannya ekonomi uang.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">d. Belum adanya pengukuran tanah milik penduduk secara tepat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">E. Adanya pejabat yang bertindak sewenang-wenang dan korup.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">f. Pajak terlalu tinggi sehingga banyak tanah yang tidak digarap </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4. Bidang Sosial </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b. Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu terbukti dengan pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu perusahaan temannya, Alexander Hare, yang sedang kekurangan tenaga kerja, sedangkan di Batavia Raffles menetapkan pajak yang tinggi bagi pemilik budak.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">c. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau. </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5. Bidang Ilmu Pengetahuan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a. Ditulisnya buku berjudul History Of Java. Dalam menulis buku tersebut Raffles dibantu oleh juru bahasanya Raden Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (residen Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan sebuah buku berjudul History Of The East Indian Archipelago.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">c. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">d. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">GAMBAR BUNGA RAFLESIA ARNOLDI</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><u>Berakhirnya kekuasaan Thomas Stamford Raffles</u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Berakhirnya pemerintahan Raffles di Nusantara ditandai dengan adanya Convention of London pada tahun 1814. perjanjian tersebut ditandatangani di London oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1) Nusantara dikembalikan kepada Belanda.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2) Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap di tangan Inggris.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3) Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris sedangkan Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">GAMBAR THOMAS STANFORD RAFFLES</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">H.MASA PEMERINTAHAN VAN DEN BOSCH<br />DAN PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA<br />(1830-1870)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">A.PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDRAL</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris,selanjutnya yang berkuasa adalah Pemerintahan Hindia Belanda,yang pada mulanya pemerintahan Kolektif yang terdiri dari 3 orang yaitu : <i>Flout,Buyskess dan Van Der Capellen.</i> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Dengan tugas utama : menormalisasikan keadaan lama (Inggris) ke alam baru (Belanda) dengan masa peralihan dari tahun 1816-1819,untuk selanjutnya yang menjadi gubernur jendral adalah Van Der Capellen (1816-1824).</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Kesulitan-kesulitan yang dihadapi :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Beberapa kerajaan diluar P.Jawa bertindak mandiri.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Usaha-usaha sefihak dari Raffles yang masih ingin </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">berkuasa kembali,misal dengan menduduki Singapura.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Dengan berdirinya Singapura menimbulkan perselisihan<br /> mengenai batas wilayah kekuasaan pendudukan Inggris<br /> dan Belanda,masalah ini kemudian diselesaikan melalui<br /> <i>Treaty of London 1824</i> yang isinya :<br /> 1).Inggris dan Belanda berhak untuk saling memasuki<br /> wilayah jajahan masing-masing.<br /> 2).Belanda menarik diri dari jajahannya di Asia Daratan<br /> yaitu : Benggala,Gujarat,Malaka dan Singapura.<br /> 3).Inggris menarik diri dari Nusantara dan menyerahkan<br /> Bengkulu,Bangka dan Belitung.<br /> 4).Kemerdekaan Aceh dihormati oleh kedua belah fihak,<br /> dan dijadikan daerah <i>Bufferstaat</i> : daerah pemisah.<br /> 5).Inggris dan Belanda bertanggung jawab atas keamanan<br /> di selat Malaka.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">B.POLITIK KOLONIAL PADA MASA KOMISARIS JENDRAL</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Dalam menjalankan pemerintahannya,komisaris jendral melakukan langkah-langkah sebagai berikut :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Sistem Residen tetap dipertahankan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Dalam bidang hukum sistem juri dihapuskan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Kedudukan para Bupati sebagai penguasa feodal tetap </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">dipertahankan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Desa sebagai satu kesatuan unit tetap dipertahankan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">dan para penguasanya dimanfaatkan untuk pelaksanaan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">pemungutan pajak dan hasil bumi.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5).Dalam bidang ekonomi memberikan kesempatan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">kepada pengusaha-pengusaha asing untuk menanamkan modal</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">nya di Indonesia.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 34.5pt; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Memorandum tahun 1851</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Memorandum tahun 1851 dengan jelas menegaskan politik Belanda,bahwa “daerah –daerah taklukan harus memberi keuntungan materiil bagi Belanda,keuntungan yang memang menjadi tujuan penaklukkan “</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i>(Van Den Bosch 1851).</i> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">G.PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA<br />(NEDERLANDSCH INDIE) 1816-1942</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">A.PENGERTIAN CULTUUR STELSEL</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Istilah Cultuur Stelsel sebenarnya berarti sistem tanaman </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">terjemahannya dalam bahasa Inggris adalah Culture System atau Cultivation System .Lebih tepat lagi kalau di </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">terjemahkan menjadi System of Gouverment Controlled Agricultures karena pengertian dari Cultuur Stelsel sebenarnya adalah :”<u>kewajiban kepada rakyat (Jawa) untuk menanam tanaman eksport yang laku dijual di </u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><u>Eropa”,</u>rakyat menterjemahkan dengan<u> </u>istilah tanam paksa.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Menurut Van Den Bosch : Cultuur Stelsel didasarkan atas hukum adat yg menyatakan bahwa barang siapa berkuasa disuatu daerah,ia memiliki tanah dan penduduknya.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">B.LATAR BELAKANG SISTEM TANAM PAKSA</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Di Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan pada masa kejayaan Napoleon sehingga menghabiskan biaya besar.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Terjadinya perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda tahun 1830.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Terjadinya perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan perlawanan rakyat jajahan termahal bagi Belanda (menghabiskan beaya 20.000.000 gulden).</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Kas negara Belanda kosong dan hutang yang ditanggung Belanda cukup berat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5).Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">6).Kegagalan usaha mempraktikkan gagasan Liberal (1816-1830) dalam mengeksploitasi tanah jajahan untuk memberikan keuntungan yang besar terhadap negeri induk.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">C.ATURAN-ATURAN TANAM PAKSA</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Ketentuan pokok Tanam Paksa terdapat dalam <i>Staatblad</i> (lembaran negara) no.22 tahun 1834,dengan ketentuan sebagai berikut :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1.Penyediaan tanah untuk cultuur stelsel berdasarkan persetujuan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">penduduk.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2.Tanah tersebut tidak lebih dari seperlima tanah pertanian.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3.Tanah tersebut bebas dari pajak.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4.Kelebihan hasil tanaman jika melebihi pajak diberikan pada petani.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5.Pekerjaan untuk cultuur stelsel tidak melebihi waktu menanam padi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">6.Kegagalan panen yang bukan kesalahan petani merupakan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">tanggung jawab pemerintah.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">7.Bagi yang tidak memiliki tanah dipekerjakan dipabrik atau perkebu-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">nan pemerintah.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">8.Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pemimpin pribumi.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">D.PENYIMPANGAN DALAM TANAM PAKSA</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1.Perjanjian penyediaan tanah dilakukan dg paksaan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2.Tanah yang digunakan lebih dari seperlima bagian.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3.Pengerjaan tanah untuk tanam paksa melebihi waktu </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">menanam padi.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4.Tanah tersebut masih terkena pajak.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5.Kelebihan hasil panen tidak diberikan kepada petani.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">6.Kegagalan panen tanggung jawab petani.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">7.Buruh dijadikan tenaga paksaan.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Guna menjamin agar para Bupati dan kepala desa menunaikan tugasnya dg</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Baik,pemerintah Belanda memberikan rangsangan yg disebut <i>cultuur procenten.</i></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Disamping penghasilan tetap.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">E.AKIBAT-AKIBAT TANAM PAKSA</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><u>BAGI BELANDA</u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Meningkatnya hasil tanaman eksport dari negeri jajah-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">an dan dijual Belanda dipasaran Eropa.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Perusahaan pelayaran Belanda yang semula kembang-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">kempis tetapi pada masa tanam paksa mendapat </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">keuntungan besar.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Pabrik-pabrik gula yg semula diusahakan kaum swasta </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Cina,kemudian juga dikembangkan oleh pengusaha </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Belanda,karena keuntungannya besar.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Belanda mendapatkan keuntungan (Batiq slot) yang</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">besar (keuntungan pertama 3 juta gulden).</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><u>BAGI INDONESIA</u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Kemiskinan dan penderitaan fisik serta mental yg berkepanjangan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Beban pajak yang berat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Pertanian,khususnya padi banyak mengalami kegagalan panen.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana,seperti yang terjadi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">di Cirebon 1843,Demak 1848,Grobogan 1849.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5).Jumlah penduduk di Indonesia menurun.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">6).Rakyat Indonesia mengenal tekhnik menanam jenis-jenis tanaman </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">yang baru.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">7).Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorien-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">tasi eksport.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">F.REAKSI TERHADAP TANAM PAKSA</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).<u>RAKYAT INDONESIA</u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a.Di Sumatera Barat timbul perlawanan,al.di Pariaman (1841),</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">di Padang .</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b.Di Jawa pada tahun 1846 perlawanan dilakukan meskipun dengan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">pembakaran 7 buah kebun tembakau.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2<u>).KAUM PENGUSAHA (KAPITALIS)</u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Golongan pengusaha menghendaki sistem tanam paksa dihapuskan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">dan diganti dengan kebebasan berusaha.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3<u>).KAUM HUMANIS BELANDA</u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a.<i>Baron Van Hoevell </i>: memprotes melalui parlemen Belanda : bahwa </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 1.5in; ">tanam paksa tidak manusiawi.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b.<i>Eduard douwes Dekker : </i>memprotes tanam paksa lewat tulisan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 1.5in; ">yang berjudul Max Havelaar (Saijah-Adinda),</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 1.5in; ">dg nama samaran Multatuli (saya menderita).</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">DAFTAR RAJA-RAJA BELANDA DARI TAHUN 1806</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">H.POLITIK EKONOMI LIBERAL KOLONIAL<br />SEJAK TAHUN 1870</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>1.LATAR BELAKANG</b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Politik ekonomi liberal kolonial dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Pelaksanaan tanam paksa memberi keuntungan yg </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> besar kepada Belanda,tetapi menimbulkan penderitaan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> rakyat pribumi.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Berkembangnya faham liberalisme di Eropa.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Kemenangan partai liberal di Belanda.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Adanya Traktar Sumatera 1871,yang memberikan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> kebebasan bagi Belanda untuk meluaskan wilayahnya </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> ke Aceh.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Pelaksanaan politik ekonomi liberal ditandai dengan bebe-<br /> rapa peraturan antara lain :<br /><br /> 1).<i>Reglement op het belied der regering in Nedherlandsh<br /> Indie (1854) :<br /> </i>Berisi tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.<br /> 2).<i>Indishe Comtabiliteit Wet (1867) :<br /> </i>Berisi tentang perbendaharaan negara Hindia Belanda<br /> 3).<i>Suiker Wet :<br /> </i>Yaitu UU gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu<br /> adalah monopoli pemerintah yg secara berangsur<br /> angsur akan dialihkan kepada fihak swasta.<br /><br /><br /> <br /> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">,</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).<i>Agrarish Wet (undang-undang Agraria) 1870:</i></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><i> </i>UU Agraria yg berlaku di Indonesia dari tahun 1870-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> 1960 isinya :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> a).Tanah di Indonesia dibedakan menjadi tanah tanah </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> rakyat dan tanah milik pemerintah.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> b).Tanah rakyat terdiri dari tanah bebas dan tidak bebas </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> c).Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada orang lain. </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> d).Tanah pemerintah dapat disewakan kepada penguasa </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> swasta sampai jangka waktu 75 tahun.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5).<i>Agrarisch Besluit (1870):</i></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Ditetapkan oleh raja Belanda dan mengatur hal-hal yang</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> yang lebih rinci.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2.PELAKSANAAN SISTEM POLITIK EKONOMI LIBERAL</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> Setelah UU Agraria 1870 diterapkan,di Indonesia</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> memasuki Imperalisme modern dengan diterpkan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> <i><u>Opendeur Politiek</u></i>,yaitu politik pintu terbuka terhadap </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> modal-modal swasta asing,hal itu berati Indonesia </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dijadikan tempat untuk berbagai kepentingan yaitu:</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> a).mendapatkan bahan mentah atau bahan baku </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> industri di Eropa.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> b).mendapatkan tenaga kerja yg murah.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> c).menjadi tempat pemasaran barang-barang produk </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> si Eropa.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> d).menjadi tempat penanaman modal asing.<u> </u></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3.AKIBAT SISTEM POLITIK LIBERAL KOLONIAL</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>BAGI BELANDA :</b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>a.Memberikan keuntungan yg besar bagi kaum swasta Belanda </b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>b.Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan menga-</b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>lir ke Belanda.</b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>c.Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah </b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "><b>jajahan.</b></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">BAGI INDONESIA :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a.Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b.Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuh </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> nya harga gula dan kopi. </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">c.Menurunnya konsumsi bahan makanan,terutama beras.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">d.Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena telah </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> tersaingi dengan Import dari Eropa.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">e.Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot peng-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> hasilannya setelah adanya angkutan kereta api.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">f.Rakyat menderita karena masih diterapkan kerja rodi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> dan adanya hukuman yg berat bagi yg melanggar per-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; "> aturan<i> poenalie sanctie.</i> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">GAMBAR THOMAS STANFORD RAFFLES</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">I.POLITIK ETIS</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">LATAR BELAKANG POLITIK ETIS</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Munculnya politik etis dilatarbelakangi oleh :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib rakyat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Tanam paksa memberi keuntungan besar bagi Belanda </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">sebaliknya menimbulkan penderitaan rakyat.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Belanda melakukan penekanan dan penindasan terha-</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">dap rakyat .</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Rakyat kehilangan tanah sebagai hak milik utamanya.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5).Adanya kritik terhadap praktik kolonial liberal.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 19.5pt; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">TOKOH-TOKOH YANG MELANCARKAN<br />KRITIK POLITIK ETIS</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Van Kol </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">melancarkan kritik di Indonesia sebagai politik drainage/penghisapan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Van Deventer</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">usulannya dikenal dengan <i>Trilogi Van Deventer :</i> </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">a).Irigasi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">b).Emigrasi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">c).Edukasi </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).De Waal</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">sejak tahun 1884,Indonesia berhak mendapatkan 528 G</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">4).Brooschooft </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Selama 1 abad lebih,Belanda telah mengeruk keuntungan dari </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">rakyat Indonesia dan tidak mengembalikannya.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">5).Baron Van Hovell </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Meminta perbaikan nasib rakyat Indonesia dari sidang parlemen.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 27pt; "><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">KEGAGALAN POLITIK ETIS</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Kegagalan politik etis,tampak dalam kenyataan-kenyataan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">sebagai berikut :</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">1).Sistem ekonomi liberal hanya memberi keuntunga besar </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">bagi Belanda.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">2).Sangat sedikit penduduk pribumi yang memperoleh </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">keuntungan dan kedudukan yang baik.</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">3).Pegawai negeri golongan pribumi hanya dijadikan alat,</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">sehingga dominasi Belanda tetap sangat besar. </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Dampak positif dari politik etis </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Kenal irigasi untuk pertanian dan tegalan (dibangun bendungan-bendungan untuk sarana irigasi pertanian)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Mengenal dunia pendidikan barat yang berbasis pada materi dan rasional </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Mengenal dunia kerja selain pertanian, perdagangan, dan nelayan. (sektor industri pertanian)</p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Dapat mempengaruhi pola pikir kolot dan tertutup menjadi terbuka maupun berorientasi ke depan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">PERGERAKAN NASIONAL </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.5in; ">Pergerakan nasional dibagi menjadi 3: pergerakan nasional bercorak agama,bercorak sekuler,bercorak perempuan (gender) Suhartono </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-left: 0.25in; "><o:p> </o:p><b style="font-size: 100%; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">NASIONALISME</span></b></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Nasionalisme adalah kecintaan tertinggi warga negara diserahkan kepada negaranya<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Nasionalisme di Eropa Barat terjadi pd ms transisi masyarakat feodal ke masy. Industri<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Nasionalisme ini membangun kesadaran adanya perbedaan antar bangsa di Eropa Barat<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Revolusi industri-Kapitalisme-liberalisme-nasionalisme-kolonialisme<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Nasionalisme Indonesia sbg usaha menolak kolonialisme, sbg manifestasi dr penderitaan dan tekanan-tekanan<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Nasionalime Indonesia dan negara-negara As-Teng lainnya mpy basis historis pd kolonialisme, shg antikolonialisme mrp kekuatan imbangannya. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Situasi kolonial mjd tantangan bg rakyat tanah jajahan untuk scr kolektif mempersatukan diri mengubah situasi sos-pol ke arah kebebasan. Hal ini mendorong timbulnya kesadaran,perasaan, dan kehendak nasional.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><b><span style="font-size: 16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">HAKIKAT PERGERAKAN NASIONAL</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size: 20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Sejarah pergerakan nasional mrp bag.dari sej Indonesia yg dimulai sejak lahirnya organisasi-organisasi modern sampai terbentuknya <i>nation state </i>Indonesia th 1945 yg ditandai dg proklamasi kemerdekaan .<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">pergerakan nasional dpt dianggap sbg gerakan ekonomi, sosial, politik, dan kultural yang memperjelas motivasi dan orientasi aktivitas organisasi pergerakan. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL<o:p></o:p></span></b></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><b><span style="font-size: 16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Faktor eksternal: tumbuhnya pergerakan kebangsaan, seperti:</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Munculnya gerakan Turki Muda<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Kemenangan nasionalisme Gandhi di India<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Gerakan nasionalisme di Tim-Teng yg ingin menyatukan masyarakat muslim (pan Islam)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Faktor internal: <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Akibat eksploitasi kolonial membawa luka mendalam bagi penduduk pribumi, dan membawa stigma negatif akibat perlakuan pemerintah kolonial yg berjalan sekian lama, seperti: diskriminasi dlm segala hal (pendidikan, mendapatkan aset ekonomi :upah, pembagian strat. Sos) <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Stigma negatif yg kemudian melekat pd masy.pribumi seperti: sikap inferior, sikap malas<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">PENGARUH PENDIDIKAN DLM PERGERAKAN NASIONAL</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Politik etis (1901) berdampak luas dalam bidang pengajaran. Banyak golongan muda memanfaatkan kesempatan mengikuti pengajaran kolonial<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Sistim pengajaran bersifat individualistis, berdasarkan ras, warna kulit. Sekolah&bahasa Belanda mjd simbol status dlm masy<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Melahirkan gol.elit baru: priyayi profesional disamping priyayi birokrat<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">EMANSIPASI WANITA DAN NASIONALISME</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Kondisi perempuan: Konservatisme dan terikat oleh adat, Prioritas pengajaran untuk anak laki-laki, pendidikan perempu hny utk persiapan mjd ibu rumah tangga yang baik (memasak, menjahit, membatik, dll)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Emansipasi: keinginan mendpt persamaan hak dan kebebasan dr kungkungan adat. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Kesadaran awal muncul di kalangan <i>priyayi gedhe </i>(priyayi tinggi)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">RA. Kartini (1879-1904), memperjuangkan pendidikan wanita. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">“habis gelap terbitlah terang” (1899-1904), berisi kehidupan keluarga, adat, keterbelakangan wanita, cita-cita terhadap kebahagiaan bangsanya, dll. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Ide emansipasi Kartini: idealisme yang tinggi, kaum muda hrs berpartisipasi dalam kemajuan dan menolak konservatisme dg “bangsa Jawa hrs diberi pendidikan”. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Pendidikan untuk perempuan harus menjadi prioritas dengan pelajaran utk meningkatkan intelegensi, dan pelajaran tingkahlaku dan kesusilaan. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Kunci kemajuan perempuan: kombinasi pendidikan Barat dan kebudayaan Timur.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1912: sekolah Kartini di Semarang, Malang, Jkt, Madiun, Bogor (bhs Belanda); Cirebon, Rembang, Pekalongan, Indramayu, Surabaya (bhs.Jawa).<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 14.35pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">1915: R. Dewi Sartika (1884-1947), mendirikan perkumpulan Pengasah Budi (Bandung), Budi Wanito (Smg)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 14.35pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">1917: Maria Walanda Maramis mendirikan PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya) di Manado<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Ide Kartini mulai mewujud dan berkembang demi kemajuan wanita Indonesia<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">BUDI UTOMO</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Latar belakang : keprihatinan dr.Wahidin Sudirohusodo terhadap kondisi anak-anak Indonesia yg msh mengalami hambatan dalam mengakses pendidikan krn kurangnya dana belajar.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Tujuan: memberi pengajaran bagi orang Jawa agar mendpt kemajuan dan usaha membangkitkan kbl kultur Jawa:kombinasi tradisi, kultur, edukasi Barat <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan: 1906-1907, propaganda keliling Jawa. Ide ini diterima olh Sutomo (mhs STOVIA) dg mendirikan BU di Jkt 20 Mei 1908.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Anggota tdk bnyk sekitar 10ribu orang (Jawa& Madura)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">BU adalah perpaduan antara tradisi, kultur, dan edukasi Barat<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">BU: kesadaran lokal yang diformulasikan dlm wadah organisasi modern, organisasi dg pemimpin, ideologi yg jls & anggota.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Berdirinya BU disambut dg pro&kontra di kalangan priyayi. Dlm tubuh BU pecah: gol.muda &gol. tua<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Gol. Muda menempuh jalur pol. Dlm menghadapi pemrth. Kol <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Gol. tua ttp dg cara lama sosio-kultural<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Gol. Muda akhirnya mendirikan Sarekat Islam (SI) & Indische Party (IP)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">1918, dibentuk Dewan Rakyat (<i>volksraad</i>), wakil BU cukup bnyk yg msk, krn pemrth tdk bnyk menaruh curiga pd BU krn sifatnya sgt moderat<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Dekade ke3 abad XX, tjd perpisahan kelompok moderat dan radikal dlm BU.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 10.85pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Pengaruh BU smkn berkurang, 1935 bergabung dg organisasi lain menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Lahirnya BU:fase I dr nasionalisme Indonesia, menunjuk pd etnonasionalisme &proses penyadaran diri thd identitas bangsa Jawa (Indonesia) <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">SAREKAT ISLAM</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 11.2pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Latar belakang: persaingan antara pedagang Cina dan Jawa, krn perubhn tingkah laku&arogansi pedagang Cina<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 11.2pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Tujuan: usaha menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang Islam Jawa yg diikat dg agama <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan: 1912 olh H. Samanhudi di Solo. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1913; rapat akbar di kebun binatang Surabaya, Cokroaminoto menegaskan bhw tuj SI adl menghidupkn jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat ekonominya agar mampu bersaing dg bgs asing. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 11.65pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">SI berkembang pesat, krg dr setahun (1914) anggota SI mencapai 444.251 org. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 11.65pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">GJ. Idenburg (1909-1916) mengatasi reaksi dr org Belanda dg membuat kanalisasi: mengurangi desakan kuat shg tdk timbul satu kekuatan besar yg dpt menghancurkan eksistensi pemerintah.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 11.65pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Badan huku hanya diberikan kepada cabang2 SI, sdgkan CSI baru akan diberikan kmd hanya cabang lokal yang diakui scr resmi&hub antar cabang dan koordinasi dr CSI diperlemah.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1914:Kongres SI di Yogy, terpilih Cokroaminoto sbg pimpinan SI. Konflik internal mulai muncul&kepercayaan thd CSI mulai berkurang <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.15pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">1916: kongres 1 yg dihadiri 80 SI lokal, mrp kongres nasional, krn SI mencita2kan penduduk Indonesia mjd satu <i>natie</i>atau satu bangsa, mempersatukan etnik Indonesia mjd bangsa Indonesia. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1917: kongres SI ke2 di Jakarta, tlh muncul aliran revolusioner sosialistis yg diwakili olh Semaun. Putusan tetap: asas perjuangan SI adl mdpt <i>zelf bestuur / </i>pemerintahan sendiri; menetapkan asas kedua: <i>strijd tegen overheersing van het zondig kapitalisme</i>(perjuangan melawan penjajahan & kapitalisme yg jahat. Cokroaminoto&Abdul Muis mewakili SI di Dewan Rakyat<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">1918: kongres ke3 di Surabaya, anggota mencapai 450.000 dari 87 SI lokal. Pengaruh Semaun smkn kuat, dikatakannya bhw pertentangan yg terjadi bkn ant. penjajah & terjajah ttpi jg antara kapitalis dg buruh, krn itu perlu memobilisasi kekuatan buruh & tani, di samping ttp memperluas pengajaran. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1919: kongres ke4, pengaruh sosialis-komunis tlh msk ke tubuh SI pusat&cabang2nya, stlh aliran tsb mpy wadah orgns <i>Indische Sociaal Democratische Vereniging </i>(ISDV).<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">INDISCHE PARTIJ</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 11.7pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Latar belakang: orgns. Campuran orang Indo dan Bumiputra. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 11.7pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Tujuan: kerjasama orang Indo dan Bumiputra, membangun patriotisme Bangsa Hindia kpd tanah air, menganjurkan kerjasama untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yg merdeka<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan: didirikan oleh EFE Douwes Dekker (Setyabudi), di Bandung 25 Desember 1912. bekerjasama dengan dr. Cipto mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (tiga serangkai). <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">IP mendapat reaksi keras dari pemerintah dan dinyatakan sebagai partai terlarang sejak 4 Maret 1913.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><b><span style="font-size: 16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">PERHIMPUNAN INDONESIA</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.55pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Latar belakang: kesadaran rasa kebangsaan di antara pelajar Indonesia di Belanda<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Tujuan: <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1. menyadarkan pr mhs agar mpy komitmen yg bulat ttg persatuan dan kemerdekaan Indonesia<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">2. meyakinkan rakyat Indonesia ttg kebenaran perjuangan kaum nasionalis<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">3. mengembangkan ideologi yg bebas dan kuat di luar pembatasan-pembatasan Islam dan komunisme.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan: 1908 (Indische Vereeneging) olh Sutan Kasayangan dan RM Noto Suroto sbg pusat kegiatan sos&bud para pelajar Indonesia di Belanda.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1922 (Indonesische Vereeneging) sbg perkumpulan berjiwa baru yg mengutamakan masalah-masalah politik<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1925 (Perhimpunan Indonesia), dipimpin Iwa kusuma sumantri, M.Hatta, JB Sitanala,<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1926 (38 anggota), aktivitas gerakan kebangsaan, dan mendesak agar gerakan-gerakan yang ada di Indonesia bersatu.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1925, manipol PI:<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1. kesatuan nasional<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">2. solidaritas<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">3. non kooperasi<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">4. swadaya <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">1927, PI mengirim utusan di kongres Liga antiimperialisme di Brussel (Hatta)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">23 Sept 1927, 4 anggota PI ditangkap dan dimasukkan di rutan Den Haag (M.Hatta, Nazir Pamuncak, Abdulmajid Joyodiningrat, Ali sastroamijoyo)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">MUHAMMADIYAH</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Latar belakang: keprihatinan terhadap kondisi agama dan umat Islam Indonesia<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Tujuan: memperbaiki agama dan umat Islam Indonesia, menumbuhkan simpati para pemeluknya, terutama kalangan muda yang mendapat pendidikan Barat yg menganggap agama dan umat Islam sebagai penghambat kemajuan bangsa<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan didirikan 18 nopember 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 14.3pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Terutama melalui jalur pendidikan, yg dianggap berperan penting, krn dg pendidikan pemahaman ttg Islam mudah diwariskan kepada generasi berikutnya<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Sistem pendidikan dibangun dg menggabungkan cara tradisional dan cara modern. Model sekolah Barat ditambah pelajaran agama (madrasah)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><b><span style="font-size: 16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">NAHDATUL ULAMA</span></b><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Latar belakang: makin meluasnya gerakan Islam baru di kota-kota (SI, Muhammadiyah)<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Tujuan: menampung dan memberi wadah organisasi bagi umat Islam di pedesaan<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan: lahir 31 Januari 1926 di Surabaya. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1935 mpy 68 cabang dengan 6700 anggota<b>PKI</b><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Latar belakang: sosialisme dipandang sbg lambang kemodernan yg berlawanan dg imperialisme, dan membawa keadilan sosial, kemakmuran, dan kemerdekaan bgs terjajah.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 12.5pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Tujuan: membebaskan masyarakat pribumi dari imperialisme<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan: Mei 1920 ISDV menjadi Perserikatan Komunis Hindia;<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1924 menjadi Partai Komunis Indonesia<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1926 (di Banten) dan 1927 (Minangkabau) pemberontakan PKI <b>PERGERAKAN NASIONAL SETELAH 1926</b><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><b>PNI</b><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">bangkitnya semangat baru untuk menyusun kekuatan baru untuk menghadapi pemerintah setelah pemberontakan PKI 1926<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">penggunaaan kekerasan tdk akan berhasil krn kekuatan pemerintah jauh lbh besar<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">1927, diprakarsai olh moh Hatta dari Belanda dan Sukarno dari kelompok studi Bandung dan Surabaya.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><b>PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia)</b><o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">17-18 Des 1927, federasi parpol antara PSI, BU, PNI, Pasundan, Sumatranenbond, Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia. <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">meskipun berada dlm parpol yang berbeda dan bersaing pad wakt itu, tp keyakinan pol mrk tidak jauh berbeda<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">kesadaran bahwa koordinasi diperlukan guna menghimpun kekuatan menentang musuh bersama.<o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; page-break-before: always; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; margin-bottom: 14.3pt; "><span style="font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:20.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Kongres pertama di Surabaya 2 September 1928, membahas pendidikan nas, bank nas, dan cara-cara memperkuat kerjasama. (Cokroaminoto dr PSI;Sukarno dr PNI; Otto Subrata dr Pasundan; Thamrin dr Kaum Betawi) <o:p></o:p></span></p> <p class="Default" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-weight: normal; "><span style="font-size:16.0pt;mso-bidi-font-size:20.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Akhir tahun 1929 proses keruntuhan PPPKI dipercepat olh masuknya provokator kolonial ke dalam organisasi politik. <o:p></o:p></span></p>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-6488767032580806552011-01-30T18:16:00.000-08:002011-01-30T18:28:43.511-08:00PERANG DINGIN<b>A. LATAR BELAKANG</b><br />Latar Belakang terjadinya perang dingin adalah sebagai berikut.<br />1. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). AS berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya.<br />2. Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.<br />3. Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negara berkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi dunia.<br /><br />Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin :<br />1. Perbedaan Paham<br />Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/ ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.<br />2. Keinginan untuk Berkuasa<br />AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis.<br />Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.<br />3. Berdirinya Pakta Pertahanan<br />Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.<br />Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunisme.<br />Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.<br /><br /><b>B. BERLANGSUNGNYA PERANG DINGIN</b><br />Perang Dingin (Cold War) adalah ketegangan yang secara politis tampak saling bermusuhan karena adanya persaingan kepentingan. Perang Dingin dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II sejak pembagian Jerman menjadi 2 wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian Jerman menjadi 2 diikuti dengan pembagian kota Berlin menjadi Berlin Barat yang dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis sedangkan Berlin Timur dikusai oleh Uni Soviet tepatnya saat terjadi Konfrensi Yalta (Februari 1945).<br />Dalam waktu singkat (1945-1948) Uni Soviet berhasil membentuk pemerintahan komunis di Bulgaria, Rumania, Hongaria, Polandia, dan Chekoslowakia. Karena perkembangan pengaruh Uni Soviet sangat cepat dan pertumbuhannya pesat maka Amerika merasa perlu membendung berkembangnya gerakan komunis. Hingga akhirnya Amerika menyusun strategi politik Containment Policy yang bertujuan mencegah berkembangnya pengaruh suatu negara atau suatu sistem politik dari pihak lawan. Strategi politik tersebut dikembangkan melalui pemberian bantuan ekonomi dan militer seperti Marshall Plan dan Doctrine Truman yaitu bantuan berupa keuangan, militer, dan penasehat militer kepada Yunani dan Turki guna menghadapi gerilyawan komunis. Tujuannya untuk mempertahankan Yunani dan Turki dari peneterasi komunis dan menghambat jalur Uni Soviet menuju ke selatan yang akan mengancam negara-negara Barat. Sebab jika salah satu negara jatuh maka negara tetangga lainnya juga akan jatuh sehingga semua negara akan jatuh ke dalam pengaruh komunis. Uni Soviet berusaha menyaingi dengan membuat Molotov Plan dengan tujuan untuk menata kembali perekonomian negara-negara Eropa Timur dan badan kerja sama ekonomi Comicon (Cominteren Economic). Konflik ideologi tersebut berkembang sampai di Asia.<br />Selama berlangsungnya Perang Dingin, situasi dan kondisi dunia diwarnai oleh kegiatan sebagai berikut.<br />1) Perebutan Hegemoni/kekuasaan<br />· Kalahnya Jepang dari Sekutu menyebabkan seluruh wilayah Manchuria dan Korea diduduki Uni Soviet hingga berdampak semakin kuatnya Uni Soviet di daratan Cina serta wilayah Korea.<br />· Berdasarkan Konferensi Yalta maka semenanjung Korea dibagi 2 yaitu Utara dibawah kekuasaan Uni Soviet sehingga Kim Il Sung menjalankan pemerintahan atas dasar pemikiran komunis. Sementara di sebelah selatan, Amerika memilih Rhee Syngman sebagai orang yang menjalankan pemerintahan berdasarkan dasar-dasar demokrasi. Karena perbedaan ideologi ini maka menyebabkan munculnya perang saudara di Semenanjung Korea pada 25 Juni 1950 dan inilah titik balik dari Perang Dingin.<br />· Posisi komunisme di Cina semakin kuat karena bantuan senjata dari Uni Soviet yang berasal dari Jepang. Kuatnya komunisme di Cina menyebabkan berkembangnya komunisme di Asia Tenggara. Cina berusaha menghalangi propaganda imperialisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris. Cina semakin mengembangkan komunismenya adapun alasannya adalah karena adanya keinginan untuk mengembalikan daerah kekuasaan Cina di zaman kuno meliputi Korea, Funan, Birma, India, bahkan lebih jauh termasuk daerah di Asia Tenggara. Selain alasan historis juga adanya alasan geografis dan kekayaan alam di Asia Tenggara guna memperkuat posisi ekonominya dalam dunia internasional. Karena alasan tersebutlah maka Cina semakin melibatkan diri di Asia Tenggara.<br />· Apa yang dilakukan Cina dan Uni Soviet semakin mengancam kehidupan di Asia Tenggara. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius bagi Amerika Serikat sehingga membuat Amerika merasa perlu membantu negara-negara Asia Tenggara. Amerika akhirnya memutuskan membantu Perancis yang saat itu sedang berperang melawan Vietnam (dibantu Uni Soviet dan RRC) dengan harapan Vietnam tidak jatuh ke tangan komunis. Tetapi ternyata Vietnam menang dan secara otomatis Vietnam berada di bawah kekuasaan komunis.<br />· Jatuhnya Vietnam ke dalam kekuasaan komunis memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara jatuh ke kuasaan komunis. Perjanjian Jenewa merupakan upaya untuk mengakhiri konflik antara kaum komunis dan non komunis yang membagi Vietnam menjadi 2 yaitu Vietnam Utara dan Selatan. Tetapi upaya ini tidak membuahkan hasil dan tidak mendatangkan kepuasan untuk mengakhiri konflik yang saling bertentangan di Vietnam. Pertentangan tersebut menyebabkan keterlibatan campur tangan pihak asing. Vietnam Utara sebagai negara komunis mendapat bantuan dan pengaruh dari Cina dan Uni Soviet sementara Vietnam Selatan sebagai negara demokrasi mendapat bantuan dari Amerika Serikat.<br />· Setelah bertahun-tahun diperjuangkan akhirnya tahun 1976 Vietnam dapat dipersatukan di bawah kekuasaan kaum komunis. Vietnam membentuk persatuan Indocina yang diberi nama Federasi Indocina dibawah kekuasaan komunis yang menjadi ancaman militer dan ideologi bagi negara-negara Asia Tenggara.<br />· Di Asia Tenggara terjadi rivalitas antarkomunisme tampak dengan adanya konflik antara Vietnam dan Kamboja mengenai masalah perbatasan. Dalam masalah ini Kamboja(Pol Pot) menolak usul penyelesaian konflik perbatasan melalui forum PBB. Di balik masalah Kamboja-Uni Soviet tidak lepas dari masalah politik yaitu konflik Sino-Soviet. Di belakang Kamboja berdiri Cina dan di pihak Vietnam terdapat Uni Soviet. Konflik Vietnam dan Kamboja adalah pertandingan dari jauh antara Cina dan Uni Soviet di Asia Tenggara sementara Vietnam dan Kamboja menjadi pion-pion yang bertempur di medan perang.<br />· Pertentangan ideologi antara negara Amerika Serikat dan Uni Soviet terjadi juga di Amerika dimana Presiden Kuba Fidel Castro mendirikan negara komunis di Kuba. Tindakan ini tentu saja mendapat reaksi keras dari Amerika Serikat dengan upaya mensponsori invasi gerakan anti komunis Kuba namun mengalami kegagalan. Titik ketegangan perang dingin ini terjadi di Teluk Babi pada tahun 1961.<br />· Negara di kawasan Amerika Tengah lainnya seperti Nikaragua juga dikuasai oleh kaum komunis. Dimana Nikaragua sejak 1970 sampai 1990 dikuasai oleh kelompok Gerilyawan komunis Sandinista (Front Pembebasan Nasional Sandinista).<br />· Di Afrika sayap kiri militer telah menguasai pemerintahan di Ethiopia antara tahun 1974-1991. Sistem pemerintahan sosialis membuat negara tersebut bersekutu dengan Uni Soviet. Di Angola dan Mozambik sejak 1975-1990 kelompok gerilya Marxis-Leninis menguasai pemerintahan.<br />· Di Afganistan (1978) pemerintahan berhaluan komunis pimpinan Noor Mohammad Tariki berhasil membangun Daoud Khan melalui kudeta berdarah. Untuk menyelamatkan rezim komunis di Afganistan yang saat itu mendapat perlawanan dari kelompok pimpinan Hafizullah Amin maka Uni Soviet pada Desember 1979 melakukan invasi militer ke Afganistan. Selain itu guna mengimbangi kekuatan bersenjata Amerika Serikat di Asia Barat Daya dan pengaruh liberalismenya. Tetapi invasi ini mendapat perlawanan dari kelompok Mujahidin yang dipimpin Mohammad Najibullah yang akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet dan pada 1989 pasukan Soviet ditarik mundur dari Afganistan.<br /><br />Selama Perang Dingin berlangsung kedua negara adikuasa tidak pernah terlibat secara langsung dalam suatu konflik (peperangan) secara terbuka. Mereka selalu berada di belakang negara-negara yang sedang bersengketa. Mereka memberikan bantuan persenjataan dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat negara-negara yang sedang bersengketa.<br />2) Sistem Aliansi<br />Ketika perang dingin memuncak maka setiap negara yang bertentangan berusaha memperkuat dirinya dengan bergabung dalam satu aliansi. Bentuk sistem aliansi baik yang dilakukan blok Timur maupun blok Barat adalah sebagai berikut.<br /> Pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) pada tahun 1947. Cominform adalah wadah kerja sama partai-partai komunis Eropa yang berpusat di Beograd, Yugoslavia.<br /> Pembentukan NATO (North Athlantic Traty Organization) 4 April 1949. Negara yang menjadi anggotanya yaitu Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg, Perancis, Portugal, Kanada, dan Amerika Serikat. Tujuannya untuk membendung komunis mulai dari Eropa Utara sampai Turki dan Yunani.<br /> Pembentukan Pakta Warsawa pada 1955 dengan negara Jerman Timur, Cekoslovakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Rumania, dan Albania. Pakta Warsawa merupakan kerjasama pertahanan dan keamanan negara-negara komunis.<br /> Perjanjian antara RRC dan Uni Soviet tahun 1950 mengenai kerja sama dianatara kedua negara guna menghadapi kemungkinan agresi Jepang.<br /> Pembentukan Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, and United State), yaitu pakta pertahanan negara-negara Amerika Serikat, Australia,dan Selandia Baru pada tahun 1951.<br /> Pembentukan SEATO (South East Asia Treaty Organization) pada tahun 1954. SEATO merupakan kerjasama pertahanan antara negara-negara Asia Tenggara dengan pihak Barat. Dengan anggotanya antara lain, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Filipina, Singapura, dan Selandia Baru.<br />3) Kegiatan Spionase<br />Perebutan hegemoni selama perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat terhadap berbagai kawasan baik di Eropa, Asia, Amerika, dan Afrika selalu didukung oleh kegiatan agen intelijen yang mereka miliki.<br />Kegiatan Spionase (mata-mata) tercermin dari tindakan yang dilakukan oleh agen spionase kedua belah pihak yaitu antara KGB dan CIA. KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti) merupakan dinas intelegen sipil atau dinas rahasia Uni Soviet sedangkan CIA (Central Intelligence Agency) yang merupakan dinas rahasia Amerika Serikat yang bertugas untuk mencari keterangan tentang negara-negara asing tertentu.<br />KGB dan CIA selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai segala hal yang menyangkut kedua belah pihak atau negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak. Mereka juga membantu terciptanya berbagai ketegangan di dunia. Misalnya, CIA turut membantu orang-orang Kuba di perantauan untuk melakukan serangan ke Kuba tahun 1961 yang disebut Insiden Teluk Babi. Di pihak lain, Uni Soviet memberikan dukungan kepada Fidel Castro (Presiden Kuba) dalam menghadapi invasi tersebut.<br />4) Perlombaan Teknologi Persenjataan dan Ruang Angkasa<br />Perang dingin antara dua negara adidaya ditandai oleh perimbangan persenjataan nuklir dan personil militer. Sehingga kegiatan ini disebut sebagai politik Balance of Power. Unjuk kekuatan kedua negara adidaya tersebut diikuti perlombaan dalam bidang teknologi militer dan ruang angkasa dimana keduanya saling unjuk kecanggihan.<br />Jika muncul isu sensitif dapat saja membawa kedua belah pihak pada isu global yang menyebabkan munculnya perang secara terbuka. Perang dingin juga dapat menimbulkan perlombaan senjata antara pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perlombaan senjata yang dilakukan kedua negara tersebut berupa perlombaan senjata nuklir. Perlombaan senjata nuklir ini dikhawatirkan akan menyebabkan meletusnya perang nuklir yang dasyat yang dapat membahayakan kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia sebab jangkauan senjata nuklir sangatlah luas bisa menjangkau antarnegara dan antarbenua.<br />Kedua blok membangun pusat-pusat tombol peluncuran senjata nuklir berbagai negara yang berada di bawah pengaruhnya. Untuk mengurangi meningkatnya perlombaan senjata nuklir pada kedua belah pihak maka PBB membentuk Atomic Energy Commission yang bertujuan mencari jalan dan cara untuk mengembangkan penggunaan tenaga atom untuk maksud damai serta mencegah penggunaannya untuk tujuan perang. Pada akhir Desember 1946 komisi setuju untuk mengadakan pengawasan dan pengaturan ketat guna mencegah produksi senjata-senjata atom yang dilakukan secara diam-diam. Tetapi Uni Soviet keberatan dan mengemukakan usul pengurangan senjata secara menyeluruh. Sementara AS tidak setuju, hingga akhirnya US memveto usul AS dalam sidang Dewan keamanan. Pada tahun 1949, US mengadakan uji coba peledakan bom atomnya yang pertama. Yang ditanggapi dengan pembuatan bom hidrogen oleh AS yang diuji pada November 1952, meskipun begitu ternyata US pun sudah dapat membuat bom hidrogen sendiri.<br />Hingga tahun 1983, perbandingan kekuatan senjata nuklir Uni Soviet menunjukkan posisi yang<br />unggul dibanding dengan kekuatan Amerika Serikat.<br /><br /><b>C. DAMPAK PERANG DINGIN</b><br />Dampak perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet tampak pada:<br />a. Bidang Politik<br />Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi agar hak asasi manusia dapat dijamin. Bagi negara-negara yang sebelumnya kalah seperti Jerman dan Jepang berkembang pula kapitalisme selain demokrasi. Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan AS dan merupakan negara pengaruhnya.<br />Uni Soviet dengan paham sosialis-kominunis mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahun. Cara tersebut dilakukan dengan ditaktor bukan liberal. Bagi negara satelit (dibawah pengaruh) Uni Soviet yang melakukan penyimpangan akan ditindak keras oleh US seperti contohnya Polandia dan Hongaria. Demi kepentingan politik, ekonomi, dan militer kedua negara adikuasa tersebut menjalankan politik pecah belah sehingga beberapa negara menjadi terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.<br />b. Bidang Ekonomi<br />AS sebagai negara kreditor terbesar memberikan pinjaman atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang berupa Marshall Plan. AS juga memberikan bantuan ”Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan kewajiban mengembalikan berupa dollar atau dengan membeli barang-barang Amerika Serikat. Bagi negara-negara di Asia Presiden Truman mengeluarkan “The Four Points Program for the Economic Development in Asia” berupa teknik dalam wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara yang sedang berkembang.<br />Dengan adanya perang dingin ini maka berbagai bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara Eropa Timur dan Eropa Barat tidak dapat terjalin. Kegiatan tersebut terhambat karena negara-negara Eropa merasa kawatir jika suatu saat wilayahnya akan dijadikan sasaran adu kekuatan oleh kedua negara adikuasa tersebut. Dampaknya perekonomian antara blok barat (negara-negara Eropa Barat) dan blok timur (negara-negara Eropa Timur) tidak seimbang dimana negara-negara blok barat jauh lebih maju daripada blok timur.<br />c. Bidang Militer<br />Perebutan pengaruh antara AS dan US dalam pakta pertahanan. Negara-negara barat membentuk North Atlantic Treaty Organization (NATO) tahun 1949 sebagai suatu organisasi pertahanan. Bila salah satu anggotanya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Awalnya bermarkas di Paris tetapi kemudian Perancis keluar karena mengganggap NATO didominasi oleh AS dan markasnya berpindah di Brussel. Hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC jauh lebih baik jika dibandingkan hubungan dengan negara Barat lainnya meskipun Perancis tidak menjadi anggota Blok Timur.<br />Di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) athun 1954 atas dasar South East Asia Collective Defence Treaty. Anggota utamanya adalah negara-negara barat sementara negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia justru tidak ikut serta. Pakta pertahanan tersebut ditujukan terhadap komunis di Asia Tenggara khususnya di Vietnam. SEATO bubar pada tahun 1975.<br />Sementara Uni Soviet dengan negara-negara blok Timur membentuk Pakta Warsawa (1955) atas dasar “Pact of Mutuaal Assistance and Unified Command”. Di Asia Tenggara Uni Soviet memberikan bantuan peralatan militer dan teknisi kepada Vietnam yang akhirnya dapat mendesak Amerika Serikat keluar dari negara tersebut(1975).<br />d. Bidang Ruang Angkasa<br />Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet membawa pengaruh terhadap penjelajahan ruang angkasa. Amerika Serikat dan Uni Soviet saling berebut menguasai ruang angkasa karena dunia dirasa terlalu sempit untuk diperebutkan.<br />· Berawal dari upaya Uni Soviet meluncurkan pesawat Sputnik I dan Sputnik II yang ditandingi AS dengan meluncurkan pesawat Explorer I dan Explorer II, Discovere dan Vanguard.<br />· Diikuti dengan usaha Uni Soviet untuk mendaratkan Lunik di bulan serta astronot pertamanya Yuri Gagarin dengan pesawat Vostok I yang berhasil mengitari bumi selama 108 menit. Sementara Amerika Serikat mengirim astronot pertamanya yaitu Alan Bartlett Shepard yang berada di luar angkasa selama 15 menit.<br />· Uni Soviet menunjukkan kelebihannya dengan meluncurkan Gherman Stepanovich Titov yang mengitari bumi selama 25 jam dengan Vostok II. Disusul Amerika Serikat meluncurkan WSJohn H. Glenn dengan pesawat Friendship VII yang berhasil mengitari bumi sebanyak 3 kali.<br />Dampak Perang Dingin bagi Indonesia :<br />ü Sistem politik-ekonomi Indonesia telah dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada masa Orde Lama. Sementara pada masa Orde baru berkembang liberalisme-kapitalisme.<br />ü Pada masa akhir dua kepemimpinan di atas, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.<br /><br />D. AKHIR PERANG DINGIN<br />Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan anatar keduanya sudah sanagat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia III. Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan terhadap pihak yang bertikai disebut Detente. Detente ditandai oleh peristiwa sebagai berikut.<br />1. Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971.<br />2. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.<br />3. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973.<br />4. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis.<br />SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).<br />SALT II merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina, Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).<br />5. Presiden Ronald Reagen meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang mempengaruhi sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun 1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan angkatan perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan ekonomi serta kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis.<br />6. Deng Xiaoping berhasil menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah meninggalnya Mao Tse Tung. Deng Xiaoping merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki reformasi ekonomi. Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian dan bisnis yang berdasarkan milik pribadi. Penanaman modal asing mulai masuk kembali terutama dalam sektor jasa dan diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan ekspor. Hal ini menunjukkan adanya gejala kapitalisme dalam kehidupan komunisme di Cina. Tetapi reformasi ekonomi yang ada tidak diimbangi dengan adanya reformasi politik sehingga kehidupan politik masih dikendalikan oleh partai Komunis. Dampaknya muncul bentrokan dengan mahasiswa seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan Tiananmen, Beijing dimana terjadi demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan perlawanan bahkan para pelakunya diawasi secara ketat.<br /><br />Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi Uni Soviet mengalami kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai mengalami kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari upaya Uni Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam negeri mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain :<br />ü ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri,<br />ü tekanan kelompok etnis non Rusia,<br />ü korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan,<br />ü dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di beberapa negara Eropa Timur,<br />ü ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.<br /><br />Perang Dingin akhirnya berakhir karena:<br />1. Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya agar negara tersebut tidak lepas dari kendalinya.<br />2. Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang Dingin.<br />3. Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.<br />Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami pandangan barat sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di negara-negara non komunis.<br />Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret 1985) harus memimpin Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian Uni Soviet yang semakin buruk.<br />Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Reformasi yang terkenal dengan Perestroika dan Glasnost.<br />PERESTROIKA merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur) yang sudah rusak. Tujuannya guna mengatasi stagnasi untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial dan ekonomi. Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang diprakarsai massa. Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme dengan demokrasi melalui keterbukaan politik atau GLASNOST.<br />Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu pertentangan sosial di dalam masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa antara lain sebagai berikut.<br />Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan komunisme yang disempurnakan.<br />Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme.<br />Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin meninggalkan komunisme.<br />4. Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif) melancarkan kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin (pemimpin kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet. Yeltsin tidak mampu membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka sehingga Runtuhlah Uni Soviet.<br />5. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu.<br />6. Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai dengan penurunan bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka.<br /><br />Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin. Uni Soviet merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang diaktualisasikan menjadi negara.<br /><br /><b>E. DAMPAK BERAKHIRNYA PERANG DINGIN</b><br />Berakhirnya Perang Dingin memberikan dampak luas bagi perubahan dunia:<br /> Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah tersebut.<br /> Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), yang terlihat dengan:<br /><i><b>Kebangkitan Jepang</b></i>,<br />Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan hingga sekarang.<br /><i><b>berdirinya Group of Seven</b></i>, (Perancis,Jerman Barat,Jepang,Inggris,Amerika <i><b>Serikat,Kanada dan Itali</b></i>a yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia),<br />berdirinya <i><b>European Union </b></i>(bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat),<br />berdirinya <b><i>Gerakan Nonblok</i></b>,<br />berdirinya <i><b>ASEAN</b></i> (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing negara anggota),<br />berdirinya <i><b>APEC</b></i>, dan<br />ü berdirinya <b><i>OKI</i></b>.<br /> Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih berganti.<br /> Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.<br /> Berakhirnya Perang Dingin mampu mengakhiri semangat sistem hubungan internasional bipolar (melibatkan 2 blok yaitu blok barat dan timur) dan berubah menjadi sistem multipolar, yaitu mengalihkan persaingan yang bernuansa militer ke persaingan ekonomi di antara negara-negara di dunia dan mengubah isu-isu fokus hubungan internasional dari high politics (isu yang berhubungan dengan politik dan keamanan) menjadi is-isu low politics (seperti isu terorisme, hak asasi manusi, ekonomi, lingkungan hidup, dsb) yang dianggap sama pentingnya dengan isu high politics.<br /> Terbentuk hubungan kerjasama utara-selatan dan selatan-selatan.<br />Setelah Perang Dunia II dunia tidak lagi terbagi atas blok barat dan blok timur melainkan kelompok utara dan kelompok selatan. Istilah utara dan selatan dalam hal ini lebih bernilai ekonomis jika dibandingkan dengan nilai geografis.<br />· Kelompok Utara merupakan kelompok negara industri maju yang memiliki teknologi canggih serta produksi industri yang selalu meningkat.<br />Negara Utara meliputi negara-negara yang berada di belahan bumi bagian utara meliputi, Kanada, Amerika Serikat, Perancis, inggris, Jerman Barat, Italia, dan Jepang.<br />Secara ekonomis mereka memiliki ekonomi yang kuat.<br />Berdasarkan kekayaan alam, negara maju tidak memiliki kekayaan alam yang cukup tetapi kekurangan tersebut dapat diatasi dengan penguasaan teknologi. Jadi mereka sangat unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi kurang didukung oleh sumber daya alam yang melimpah.<br />· Kelompok Selatan merupakan kelompok negara yang sedang berkembang atau negara miskin. Negara Selatan meliputi negara yang terletak di belahan bumi bagian selatan seoperti kawasan Asia, afrika, dan Amerika Latin.<br />Secara ekonomis, mereka memiliki ekonomi yang lemah yang mengandalkan hidupnya pada bidang pertanian.<br />Berdasarkan kekayaan alam, negara selatan memiliki sumber daya alam yang melimpah namun kurang didukung oleh penguasaan teknologi.<br />Negara utara cenderung memaksakan model pembangunan mereka terhadap negara-negara Selatan. Pelaksanaan tersebut akan mereka lakukan melalui perundingan dalam lembaga keuangan internasional, seperti IMF dan Bank Dunia. Rencananya kedua lembaga keuangan ini untuk menolong semua negara di dunia dalam kegiatan pembangunan tetapi ternyata dipakai sebagai alat oleh negara-negara di Utara untuk memaksakan model pembangunan yang menguntungkan negara-negara yang kuat. Program yang mereka keluarkan adalah Program Penyelesaian Terstruktur atau Structural Adjustment Program (SAP). Dampak adanya program ini maka akan memaksa :<br />ü Negara-negara yang mendapat bantuan utang untuk lebih membuka pasar dalam negeri mereka,<br />ü Menekankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang yang bisa diekspor,<br />ü Mengurangi subsidi pemerintah terhadap sektor publik.<br />Dengan program ini mampu membuat rakyat jelata semakin miskin, sebagai contoh Negara Afrika dan Amerika Latin.<br />Kedua kelompok tersebut masing-masing mempunyai potensi dan peran yang penting dalam perekonomian internasional. Harapannya hubungan utara-selatan ini akan menghasilkan kemakmuran bagi semua negara di dunia tetapi kenyataannya hanya menciptakan kemakmuran bagi negara-negara di kawasan Utara dan merugikan negara-negara di kawasan Selatan. Kerugian dan kesengsaraan yang diderita negara selatan antara lain :<br />ü Penurunan nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkan<br />ü Kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan<br />ü Ketergantungan yang semakin tinggi terhadap negara-negara di kawasan Utara<br />ü Kesenjangan (jurang pemisah) yang semakin lebar dan dalam antara Utara dan Selatan.<br />Sementara itu jika kita lihat negara-negara selatan memiliki kelebihan dan peran penting, diantaranya :<br />ü Sebagian besar merupakan negara-negara penghasil bahan mentah/bahan baku mogas dan non migas.<br />ü Penduduknya padat dan menjadi sasaran yang potensial bagi pemasaran hasil-hasil industri negara-negara maju.<br />ü Negara-negara selatan merupakan tempat yang tepat bagi negara-negara utara dalam menanamkan modal.<br />ü Jumlah negara yang sedang berkembang lebih dari separuh jumlah negara-negara di dunia dan tentu saja memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak.<br />Mengingat keadaan yang semakin tidak baik yang dialami oleh negara-negara Selatan sendiri. Negara Selatan harus meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi mereka. Negara Utara harus membiarkan negara selatan bebas melaksanakan pembangunan alternatif mereka tanpa melakukan pembatasan terhadap negara-negara tersebut. Negara di Utara harus melaksanakan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar negeri yang didasarkan atas kepentingan jangka panjang yang sehat.<br />Melihat keadaan tersebut maka kedua belah pihak menganggap penting adanya kerjasama Utara-Selatan dalam rangka perubahan dalam tata hubungan dunia baru yang lebih adil.Hubungan tersebut haruslah merupakan perubahan dari bentuk pemerasan oleh negara-negara kawasan Utara ke bentuk pembagian keuntungan bersama. Jadi berubah dari hubungan subordinasi menuju ke bentuk kemitraan.<br />Guna menghindari pertentangan yang semakin tajam antara Utara-Selatan maka diadakan dialog Utara-Selatan yang mulai dipopulerkan sejak dilangsungkan konferensi kerja sama ekonomi internasional tingkat menteri pertama di Paris, Perancis tahun 1975. Tujuan mendasar dari dialog Utara-Selatan adalah mencari kesepakatan dalam mengubah hubungan antara negara-negara industri kaya (G7) dengan negara-negara berkembang (G 15). Konferensi Paris diharapkan bisa menghasilkan perubahan hubungan ke arah persamaan dalam Orde Ekonomi Internasional Baru. Sehingga negara-negara berkembang menginginkan distribusi kekayaan yang lebih adil dan menuntut partisipasi yang lebih besar dalam hubungan ekonomi internasional.<br /><br />F. GLOBALISASI<br />Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketrgantungan dan persatuan dunia.<br />Globalisasi tidak dapat dihindarkan bagi setiap bangsa dan negara, sementara globalisasi mengandung fenomena sebagai berikut.<br />1. Homogenisasi<br />Homogenesis merupakan sebuah fenomena globalisasi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi yang dapat menyebar ke masyarakat global. Dampaknya nilai-nilai budaya, vitalitas, dan potensi yang asli ditinggalkan dan nilai-nilai yang telah dipaket dan diproduksi secara massal (seperti melalui TV, Radio,dkk), diiklankan dan dijual ke pasar lalu diadopsi beramai-ramai.<br />2. Ketergantungan<br />Negara-negara yang masih mengimpor teknologi komunikasi dan informasi kebanyakan negara-negara berkembang yang akan selalu mengalami masa ketergantungan yang berkepanjangan pada negara maju yang membuat peralatan teknologi informasi dan komunikasi.<br />3. Keterbukaan dan Integrasi<br />Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan dunia semakin terbuka dan terintegrasi. Jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk melakukan komunikasi dan segala informasi dunia dapat diketahui dengan mudah, arus globalisasi terus berkembang tanpa dapat dikendalikan bahkan ditolak.<br />Kesimpulannya :<br />Pada akhir abad ke-20 dunia banyak mengalami perubahan dan tantangan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi melahirkan keterbukaan yang semakin besar dan batas antarnegara menjadi semu. Akibatnya ketergantungan satu bangsa dengan bangsa lainnya semakin terasa.<br /><br />Proses globalisasi pembangunan dunia ditandai dengan Perjanjian Bretton Woods yang diselenggarakan di Amerika Serikat, Juli 1944 dan dibentuklah 2 lembaga berdasarkan perjanjian tersebut yaitu Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).<br /><br />Dunia telah memasuki era Globalisasi oleh karena itu dibutuhkan prespektif global dalam melihat dunia. Prespektif global merupakan suatu cara pandang dan wawasan untuk melihat bahwa dunia sangat dipengaruhi oleh arus globalisasi dan produk global sehingga hampir semua bangsa saling ketergantungan, mempengaruhi, dan berhubungan antara berbagai kebudayaan, sistem ekologi, politik, ekonomi, dan teknologi dalam konteks global.<br />Prespektif global dibutuhkan apabila suatu negara ingin memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan agar tidak mudah kehilangan arah dan terseret arus perubahan zaman. Oleh karena itu ada 6 wawasan global yang harus dimiliki suatu negara, yaitu :<br />1. Wawasan yang luas dan selalu melihat suatu fenomena dalam konteks global.<br />2. Menghargai lebih pada proses daripada struktur hirarkis formal.<br />3. Menghargai kerja sama multikultural dan keragaman, fleksibilitas, dan kepekaan.<br />4. Melihat perubahan sebagai kesempatan sehingga terbiasa dengan situasi yang tidak menentu.<br />5. Terus menerus mempertajam keabsahan paradigmanya sendiri.<br />6. Menyadari bahwa kehidupan di dunia ini serba kompleks dan penuh dengan kekuatan yang kontradiktif sehingga memerlukan manajemen konflik.<br /><br />3 Dimensi pokok yang dapat dijadikan dasar pengetahuan dan sumber inspirasi untuk menentukan langkah strategis dan antisipasi perkembangan global di masa yang akan datang, yaitu :<br />1. Globalisasi Ekonomi<br />Globalisasi ekonomi merupakan motor penggerak terjadinya globalisasi yang ditandai dengan era perdagangan bebas. Dapat terlaksana dengan adanya kerjasama ekonomi baik di tingkat bilateral, regional, maupun internasional didukung dengan adanya rasa keterbukaan dan mendapat keuntungan bersama diantara negara yang terlibat dalam kerjasama ekonomi. Kerjasama ekonomi harus diikuti oleh negara ditengah menguatnya sistem perdagangan dan pasar bebas dunia dalam era globalisasi.<br />2. Globalisasi Politik<br />Terjadinya pasar bebas disebabkan karena adanya keputusan politik yang dibuat oleh para pemimpin negara yang terlibat dalam aliansi ekonomi sehingga tidak ada kerjasama ekonomi glonal tanpa diawali keputusan politik. Contoh bentuk kerjasama yang diwarnai unsur politik adalah GNB dan OKI.<br />3. Globalisasi Kebudayaan<br />Dalam bidang budaya globalisasi diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dan secara mekanisme adaptasi yang diwarisi secara turun temurun menyangkut aspek : pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan segala kebiasaan sebagai anggota masyarakat. Dalam era globalisasi, keterbukaan informasi memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-nilai pengetahuan dan kebiasaan di luar lingkungan sosialnya dan jauh dari jangkauan secara fisik(orang tua maupun orang terdekat) sebab dapat dilakukan oleh media massa yang bahkan dapat menjadi perilaku global yang berkembang di masyarakat suatu negara.SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-65896220251666741872010-12-10T20:12:00.000-08:002010-12-10T20:13:56.874-08:00MID SEMESTER GASAL PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Dosen Pengampu: :Prijadji, S.Pd Perintah: Kerjakan soal midsemester ini dan<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Bagaimana peran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat menjadi bagian dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Apa yang saudara ketahui tentang metode sejarah?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Sebutkan 5 dan penjelasan yang padat tentang <span style="mso-spacerun:yes"> </span>manfaat belajar konsep dasar psikologi yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah dasar?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Bagaimanakah memperkenalkan konsep dasar politik kepada peserta didik sekolah dasar?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:18.0pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Jelaskan istilah-istilah berikut ini!<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">a.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Kerajaan Mataram Islam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">b.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Lembaga Social<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">c.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Prilaku social<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">d.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Stratifikasi social<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">e.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">Kebutuhan hidup<o:p></o:p></span></p>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-7889082685750128322010-10-21T18:55:00.000-07:002010-10-21T18:56:23.837-07:00KOTA MAGELANG PASCA PROKLAMASI<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">A.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Kondisi Umum Kota Magelang Pasca Proklamasi<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Menurut letaknya, Magelang terletak antara 110˚- 01’- 51” Bujur Timur dan 110˚- 26’- 56” Bujur Timur dan 7˚- 19’- 13” Lintang Selatan dan 7˚- 42’- 14” Lintang Selatan, dengan batas-batas yaitu sebelah Utara Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang, sebelah Timur Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang, sebelah Selatan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Sleman (DIY), sebelah Barat Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Secara administratif berdasarkan letaknya termasuk daerah yang berada di tengah-tengah pulau Jawa. Seperti daerah yang lain, Magelang merupakan suatu Kabupaten dan Kotamadya yang berada pada Karisedenan Kedu dan menjadi Kota pusat dari Karisidenan ini. Yang meliputi 5 Kabupaten dan 1 Kotamadya, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen dan Kotamadya Magelang sebagai pusat administrasi dan pemerintahan Karisidenan Kedu.<a style="mso-footnote-id:ftn1" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[1]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Berdasrkan hal tersebut, magelang merupakan kota yang cukup strategis karena menjadi jalur utama penghubung kota-kota besar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak jaman penjajahan Jepang Magelang terkenal sebagai kota <i style="mso-bidi-font-style:normal">Garnisun</i> atau kota militer, sehingga pada waktu Agresi Militer Belanda I dan II selalu berusaha untuk dapat menduduki kota Magelang. Hal ini dapat di buktikan dengan banyaknya peninggalan bangunan-bangunan militer sebagai pemusatan pasukan Jepang. Dengan segala upaya Belanda berusaha menguasai Magelang karena dengan di kuasainya magelang maka pasukan Belanda akan dengan mudah untuk maju membantu pasukannya yang berada di Yogyakarta.<a style="mso-footnote-id:ftn2" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[2]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Selain itu Magelang termasuk daerah dataran tinggi karena ketinggiannya menjapai 360 m di atas permukaan laut dan juga diapit 4 gunung yaitu Gunung Sindoro, Sumbing dan Gunung Merapi, Merbabu. Dengan relief dataran Magelang yang terdiri dari bukit-bukit memungkinkan untuk melakukan gerilya karena daerah ini sulit di jangkau pasukan Belanda. Daerah-daerah ini meliputi daerah Windusari, Kajoran, Kaliangkrik, Grabag, Ngablak, dan Sawangan. Pasukan Belanda sering melakukan patroli sampai daerah-daerah tersebut, sehingga terjadi baku tembak diantara keduanya yang tidak dapat dihindarkan. Hal serupa pernah terjadi di Desa Genito Kecamatan Windusari, ketika itu pasukan Belanda sedang melakukan patroli bertemu dengan pager desa yang berjumlah 25 orang yang baru saja pulang dari kecamatan. Dalam perjalan kembali, mereka terkejut bertemu dengan pasukan Belanda yang telah mengepung dari 2 arah. Mereka tertangkap semua dan di bawa ke Magelang. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Daerah Magelang kondisi tanahnya yang subur serta di dukung dengan curah hujan yang tinggi dan iklim yang menguntungkan tiap tahunnya. Di samping itu juga Magelang di kelilingi pegunungan-pebunungan yang membujur dari Utara ke Selatan di sebelah Barat dan Timur Magelang sehingga banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan seperti di daerah Sawangan, Pakis, Kajoran, Kaliangkrik, dan Grabag. Sedangkan daerah Selatan Magelang sangat cocok untuk daerah pertanian dikarenakan tempat dan lokasinya berada di bawah lereng gunung Merapi, dan masyarakat dapat memanfaatkan abunya sebagai pupuk. Adapun daerah-daerah ini meliputi Sawangan, dan Salam serta daerah yang langsung berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto;text-align: justify;text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">B.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Keadaan Sosial Ekonomi<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Pada masa kependudukan Jepang, pertumbuhan penduduk Magelang tergolong tinggi karena dapat diketahui dari keadaan kesuburan tanahnya dan terdapat banyaknya kota-kota <i style="mso-bidi-font-style:normal">kawedanan</i> yang cukup banyak. Pada tahun 1943 jumlah penduduk Magelang berkurang sangat signifikan dikarenakan terjangkitnya wabah cacar yang hamper terjadi di seluruh kecamatan dan khususnya generasi muda yang di kirim ke Ujung Kulon sebagai romusha oleh penjajahan Jepang. Kedua peristiwa ini tercatat dalam sejarah pertumbuhan penduduk dan sering diadakannya penelitian kembali guna mencari sebab musababnya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sehubungan dengan jumlah penduduk magelang di tengah-tengahnya terdapat kotapraja Magelang yang merupakan pusat administrasi pemerintahan Karisidenan Kedu.<a style="mso-footnote-id:ftn3" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[3]</span></span></span></span></a> Kotapraja memiliki pola ketergantungan bersama wilayahnya di belakannya <i style="mso-bidi-font-style:normal">(hiterland)</i> atau kota-kota kabupaten sebagai bagian dari Karisidenan Kedu, yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung sejak tahun 1806. Dalam kaitannya itu Kotapraja Magelang menjadi sangat potensial ekonomi untuk melayani penduduk kota sendiri. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Andil masyarakat pedesaan terhadap berbagai badan-badan perjuangan dan tentara resmi pemerintah Indonesia cukup mempunyai peran yang besar, khususnya dalam bantuan tenaga dan ekonomi. Sistem pertahanan bagi Indonesia sudah teperinci dalam perbedaan tugas antar massa rakyat, tentara, dan badan-badan perjuangan. Hubungan rakyat yang berada di garis belakang dengan mereka yang berada di depan garis depan menunjukkan hubungan-hubungan yang erat dan saling bahu membahu, seperti memberikan makan, menjadi penghubung, palang merah, menjadi anggota dapur umum. Semuanya itu memberikan arti untuk daerah Magelang bahwa selama periode ini masyarakat desa merupakan tulang punggung dalam perjuangan melawan kekuatan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>luar yang hendak mengusik Kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan di garis depan di desa tulung didirikan dapur umum yang laangsung dibawah pengawasan Lurah Surya. Dari dapur umum inilah kebutuhan orang-orang yang berada di garis depan dipenuhi meskipun suplai bahan-bahan makanan di dapur umum tak lepas dari desa-desa luar kota Magelang.<a style="mso-footnote-id: ftn4" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[4]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Sumbangan hasil bumi dari desa-desa disekeliling kota Magelang yang berupa beras, ternak, kayu bakar, dan sebagainya diserahkan langsung ke Lurah Tulung tanpa batas ketentuan besar kecilnya kemampuan desa. Pamong praja di daerah Magelang tidak pernah memberikan instruksidan ketentuan jumlah bahan makanan yang harus di sumbangkan ke Lurah Tulung, tetapi masyarakat memberikan segalanya yang berupa hasil bumi, ternak ataupun tenaga untuk kepentingan garis depan. Rakyat desa sadar bahwa cara semacam itu berarti mereka ikut berpartisipasi menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan dari tangan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>penjajah. Potensi tersebut dalam kerangka-kerangka rangkaian pusat pembangunan Jawa Tengah Utara dan Timur serta Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN">Dengan adanya latar belakang tersebut potensial sosial dan ekonomi Magelang meliputi beberapa aspek.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Sebagai pusat dan tujuan untuk hasil pertanian pangan dan non pangan dari kabupaten Magelang yang meliputi sayur-sayuran, buah-buahan, tembakau karena sudah menjadi pusat transit utama di kota-kota kecamatan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Sebagai pusat dan tujuan administrasi Pemerintahan Kotamadya Magelang serta Kabupaten Magelang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Sebagai pusat dan tujuan berbagai instansi dan markas militer yang berskalanasional.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Sebagai tempat yang dilalui kepadatan arus lalu lintas kendaraan bermotor yang antara lain Yogyakarta, Semarang, Banyumas, dan temanggung.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Sebagai tempat dan pusat permukiman yang memiliki nilai lebih yang menyangkut perumahan keluarga karena iklim dan letak kota serta keamanan kota yang menyebabkan biaya hidup menjadi relatif murah.<a style="mso-footnote-id:ftn5" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[5]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Kelima aspek tersebut manarik bagi Belanda kerana apabila dapat menduduki Magelang maka dengan mudah pasukan Belanda bergerak maju menembus Yogyakarta. Mula-mula Belanda melakukan Agresi Militernya yang pertama, tetapi mengalami kegagalan karena pasukan Belanda tidak dapat menembus pertahanan TNI di desa Pingit kecamatan Pringsurat. Walaupun demikian kedudukan militer di Magelang makin diperkuat pertahannya karena Magelang merupakan benteng pertahanan terakhir bagi Ibu Kota Republik Indonesia. Maka dari itu daerah-daerah yang menjadi perbatasan langsung dengan pendudukan diperkuat pertahananya.<a style="mso-footnote-id:ftn6" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[6]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Sementara itu terdengar dari pusat mengenai perundingan Renville antara pihak Republik Indonesia dan pihak Belanda yang salah satu isinya adalah mengosongkan kantong-kantong gerilya, terutama pasukan Divisi Siliwangi dan sebagaian pasukan dari Jawa Timur, mereka harus hijrah ke pedalaman atau masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Dengan adanya persetujuan Renville, perekonomian Republik Indonesia makin sulit dan berat, hal ini disebabkan adanya gelombang hijrahnya pasukan dari Divisi Siliwangi menuju Magelang. Pada hal Magelang sudah terlalu banyak menyangga perekonomian Republik Indonesia terutama bidang militer sejak Proklamasi Kemerdekaan hinga Agresi Militer Belanda Pertama. Pada hal ini rakyat sunggulah menderita, seskalai pun mereka menelan pil pahit. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Pada tanggal 14 Februari 1948, rombongan pertama pasukan divisi Siliwangi tiba di Magelang dengan berjumlah 445 orang, setelah naik kereta api dari Yogyakarta di bawah pimpinan Mayor Bambang Asmara dan Kapten Rivai.<a style="mso-footnote-id:ftn7" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[7]</span></span></span></span></a> Rombongan ke dua tiba pada tanggal 21 Febuari 1948 di Magelang dengan berjumlah 56 orang.<a style="mso-footnote-id:ftn8" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[8]</span></span></span></span></a> Magelang menampung rombongan tentara hijrah pada tanggal 4 Maret 1948 berjumlah 300 orang beserta keluargannya. Mereka adalah anggota Tentara Laut Republik Indonesia (TLRI) dari Tegal. Rombongan sebelumnya yaitu rombongan pertama sampai keenam yang telah tiba di Magelang dari Brigade Tarumanegara (Divisi Siliwangi) yang berjumlah 4000 orang beserta keluarganya.<a style="mso-footnote-id: ftn9" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[9]</span></span></span></span></a> Jumlah ini terhitung dengan penduduk diberbagai daerah gerilya yang di tinggalkan TNI, kemudian ikut mengungsi bersama pasukan hijrah ke tempat yang telah ditentukan sehingga menyebabkan Magelang manjadi padat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Semakin bertambahnya penduduk ini semakin berpengaruh juga terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk Magelang, keadaan menjadi sulit dan kacau dikarenakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang jumlahnya sedikit menjadi sulit ditemukan padahal kebutuhan pokok sehari-hari terus meningkat.<a style="mso-footnote-id:ftn10" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[10]</span></span></span></span></a> Keadaan ini mempengaruhi kehidupan penduduk karena mereka semakin sulit mendapatkan makanan dan pakaian. Biasanya mereka mempunyai pakaian yang melekat di badan saja. Keadaan yang memprihatinkan ini diperburuk dengan blokade ekonomi Belanda terhadap ekonomi Republik Indonesia. Blokkade ekonomi Belanda yang di maksud adalah larangan masuknya barang senjata, makanan baik melalui laut ataupun darat ke Republik Indonesia. Dimaksudkan supaya perekonomian Republik Indonesia makin lemah dan kacau. Kesulitan lain yang diderita oleh masyarakat Magelang adalah adanya peredaran Oeang Republik Indonesia (ORI) palsu yang dikeluarkan oleh Belanda, dengan maksud :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l4 level1 lfo3; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Untuk mengacaukan perekonomian daerah Republik Indonesia dan memblokade setiap kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l4 level1 lfo3; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Menimbulkan kepercayaan terhadap uang sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l4 level1 lfo3; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Lebih merosotkan mata uang ORI dari NICA, baik di desa-desa maupun di daerah-daerah yang jauh dari kota karena pada waktu itu rakyat mempunyai seratus rupiah. Tindakan Belanda dalam memalsukan uang oleh Tan Malaka disebut sebagai “Perang Uang”.<a style="mso-footnote-id:ftn11" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[11]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Penduduk Magelang apabila mendapatkan kebutuhan sehari-hari secara terpaksa harus membeli di daerah pendudukan Belanda, seperti di Ambarawa, Semarang, dan Salatiga dengan harga yang sangat mahal dan terlebih lagi mata uang ORI harus ditukar dengan mata uang Belanda dengan nilai yang lebih tinggi. Akibat dari pristiwa ini, pengaruh terhadap penduduk Magelang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari semakin sulit,terutama kebutuhan pokok seperti makanan, sabun, pakaian hal ini disebabkan karena melambungnya harga kebutuhan pokok di pasar.<a style="mso-footnote-id:ftn12" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[12]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Keadaan semakin memburuk dengan makin memburuknya kondisi kesehatan penduduk, kesehatan penduduk pada waktu itu juga kurang baik. Hal ini bisa dilihat dari timbulnya wabah penyakit kulit, penyakit pes dan wabah malaria yang dapt dijumpai di setiap desa. Timbul dan menyebarnya wabah penyakit ini disebabkam oleh penduduk yang kurang bias menjaga kebersihan, dan sebab lain dikarenakan kurangnya saranan kesehatan yang memadai bagi penduduk sehingga untuk memperoleh pengobatan masih menggunakan ramuan obat-obatan tradisional. Di samping itu jumlah dokter dan manteri kesehatan masih belum terlalu banyak, walaupun ada pada umumnya mereka tinggal di perkotaan sehingga penduduk enggan mendatanginya. Keadaan pendidikan di Magelang tidak dapat berjalan lancar selama Agresi Militer Belanda pertama, disebabkan sebagian besar murud-murid mengungsi dan ada beberapa diantara mereka yang ikut Tentara Pelajar (TP), sedang guru banyak yang merangkap menjadi tentara sehingga pada waktu pasukan Belanda melakukan penyerangan, mereka langsung memasuki kantung-kantung gerilya kembali untuk membantu menyusun perlawanan melawan pasukan Belanda. Dengan demikian, sekolah-sekolah menjadi tutup dan tidak aktivitas belajar mengajar selama itu.<a style="mso-footnote-id:ftn13" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[13]</span></span></span></span></a> Kesempatan belajar bagi murid-murid yang masih sekolah hanya dilakukan di kantung-kantung gerilya. Sistem pendidikannya pun menganut dua jenjang, yaitu Sekolah Rakyat dan Sekolah Menengah. Untuk Sekolah Rakyat materi yang diberikan antara lain membaca, berhitung dan menulis, sedangkan Sekolah Menengah materi yang dipelajari antara lain dasar-dasar militer, menaksir dan tugas-tugas rahasia. Dalam pelaksanaanya langsung dikoordinasikan oleh masing-masing KODM di mana sekolah itu berada dan mendatangkan guru-guru kecamatan maupun yang sedang mengungsi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Begitu keadaan mulai aman, maka banyak sekolah-sekolah yang dibuka kembali. Usaha membuka sekolah ini, dimulai dengan pembukaan Sekolah Menengah Atas Peralihan (SMAP) dan juga dibuka Sekolah Kepandaian Putri (SKPN) Magelang 4 Febuari 1948 ditutup dan dibuka kembali tanggal 19 April 1948. </span><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-21.3pt;line-height:200%;mso-list:l0 level1 lfo1; tab-stops:center 225.0pt"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">C.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN">Keadaan Politik<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo6; tab-stops:center 14.2pt"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN">Jaman Pendudukan Belanda<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Pada permulaan tahun 1806, seorang perwira Inggris memegang kendali pemerintah di daerah Magelang memilih kota yang terdapat built Tidar sebagai ibukota kabupaten, sedangkan Regent atau Bupatinya adalah Raden Ngabehi Danoekromo, tetapi pada tahun 1885 Bupati Magelang wafat, elanjutnya beliau memperoleh gelar Raden adipati Danoeningrat I. Kemudian<span style="mso-spacerun:yes"> </span>sejak tahun 1816, Kabupaten Magelang diperintah secara turun temurun oleh keturunan Adipati Danoeningrat I, yang antara lain Raden Adipati Danoeningrat II, Raden Tumenggung Danoeningrat, Raden Adipati Danoekoesoemo, sedangkan Bupati Magelang yang kelima adalah Raden Adipati Soegondo sejak tahun 1905 memerintah di Magelang.<a style="mso-footnote-id: ftn14" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[14]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Sampai tahun 1905, Indonesia pada waktu itu bernama Netherland Indie Belanda yang terbagi menjadi beberapa gewestan<a style="mso-footnote-id:ftn15" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[15]</span></span></span></span></a> diantaranya Magelang termasuk di dalamnya Kedoe Gewest yang daerahnya meliputi regenscap (Kabupaten) Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Kutoarjo, Kebumen, dan Karanganyar. Setelah dilakukannya <i style="mso-bidi-font-style:normal">Desentralisatie Besluit</i> tahun 1905, maka gewesten tersebut diberi otonomi penuh.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo6; tab-stops:center 225.0pt"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN">Jaman Pendudukan Jepang<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Menurut Undang-Undang Nomor 27 (Undang-Undang Perubahan Tata Pemerintahan Daerah) seluruh pulau Jawa dan Madura, kecuali kedua Koci Surakarta dan Yogyakarta, dibagi menjadi atas <i style="mso-bidi-font-style:normal">syu, syi, ken, gun, son,</i> dan, <i style="mso-bidi-font-style:normal">ku</i>. Daerah syi sama dengan daerah <i style="mso-bidi-font-style:normal">stasdgemeente<a style="mso-footnote-id:ftn16" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[16]</span></b></span></span></span></a></i> daerah <i style="mso-bidi-font-style:normal">ken</i> sama dengan Kabupaten, daerah <i style="mso-bidi-font-style:normal">gun</i> sama dengan daerah kawedanan, daerah <i style="mso-bidi-font-style:normal">son</i> sama dengan order distrik atau kecamatan, dan <i style="mso-bidi-font-style:normal">ku</i> sama dengan desa atau kelurahan. Selaku kepala daerah <i style="mso-bidi-font-style: normal">syu, syi, ken, gun</i>, dan <i style="mso-bidi-font-style:normal">ku </i>masing-masing diangkat seorang <i style="mso-bidi-font-style:normal">syuco, syico, kenco, gunco, </i>dan <i style="mso-bidi-font-style:normal">kuco</i>. Dengan pembagian diatas, maka propinsi-propinsi seperti halnya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur di hapuskan.<a style="mso-footnote-id:ftn17" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[17]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Pada masa pendudukan Jepang daerah Magelang sudah termasuk Kabupaten atau ken yang mempunyai otonomi penuh dengan R.A.A Sosrodiprodjo sebagai Bupati atau kenco Magelang. Kabupaten Magelang adalah merupakan bagian dari Kerisidenan Kedu (syu kedu) dengan Residen (syutyokan) Raden Panji Soeroso, yang membawahi Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo, Kabupaten kebumen, Kabupaten Magelang, dan Kotapraja (syi) Magelang.<a style="mso-footnote-id:ftn18" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[18]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo6; tab-stops:center 225.0pt"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN">Jaman kemerdekaan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Menjelang Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, bapak-bapak pembentuk Negara (Founding Father)<a style="mso-footnote-id:ftn19" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[19]</span></span></span></span></a> kita melakukan serangkaian kegiatan untuk pembentukan Indonesia Merdeka. Salah satu kegiatannya adalah merumuskan dasar negara, hal ini mereka lakukan dalam rapat-rapat Panitia Penyelidik Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPPKI). Dalam diskusi-diskusi mengenai dasar-dasar Negara tersebut terungkap, bagaiman pendapat para bapak pembentuk Negara kita mengenai dasar yang seyogyanya diberikan kepada Indonesia merdeka. Dari berbagai diskusi dapat disimpulkan, bahwa dasar Negara Indonesia merdeka adalah kekeluargaan, atau terkadang juga disebut gotong royong.<a style="mso-footnote-id:ftn20" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[20]</span></span></span></span></a> Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu, keadaan ini dimanfaatkan oleh golongan muda untuk segera mempersiapkan proklamasi kemerdekaan karena Indonesia dalam keadaan vakum kekuasaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Pada pagi harinya tanggal 18 Agustus 1045, PPPKI mengadakan sidang untuk menentukan langkah selanjutnya. Dalam sidang itu memperoleh hasil memilih Presiden dan wakil Presiden, yaitu Soekarno dan Moh. Hatta serta mengesahkan UUD 1945. Sidang kedua, pada tanggal 19 Agustus 1945 merencanakan pembentukan tentara Kebangsaan.<a style="mso-footnote-id:ftn21" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[21]</span></span></span></span></a> Tetapi rencana tersebut oleh para pimpinan nasional dikatakan, bahwa pembentukan sebuah kesatuan tentara nasional<span style="mso-spacerun:yes"> </span>pada saat itu bisa mengundang kekuatan serikat terhadap kemerdekaan yang telah diproklamasikan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Sementara itu berita proklamasi kemerdekaan Indonesia belum sampai diterima oleh masyarakat Magelang. Dua hari kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1945, tengah malam sampai dengan jam 05.00 WIB, barisan pelopor mengadakan rapat membahas persiapan-persiapan perubahan politik di Magelang, setelah mendrngar berita pasukan Jepang menyerah kepada sekutu. Dalam pertemuan tersebut R.A.A. Sosrodiprodjo menghimbau kepada seluruh anggota barisan pelopor, agar tertap tenang dalam menghadapi situasi sekarang ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Bersamaan itu, beliau mengetahui sesungguhnya perubahan politik yang terjadi di Jakarta maupun daerah Republik Indonesia yang lain pada tanggal 21 Agustus 1945, setelah syotyokan Raden Panji Soeroso baru saja datang dari Jakarta. Sehubungan dengan itu Barisan Pelopor mulai bergerak bersama rakyat ke tempat kediaman Raden Panji Soeroso pada tanggal 3 September 1945 jam 21.00 WIB. Mereka menuntut kepada baliau untuk mengumumkan secara resmi kemerdekaan Republik Indonesia<span style="mso-spacerun:yes"> </span>kepada rakyat Magelang dan menyatakan kebulatan tekat Karisidenan Kedu menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia.<a style="mso-footnote-id:ftn22" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[22]</span></span></span></span></a> Raden Panji Soeroso mengumumkan berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menyatakan kebulatan tekat Karisidenan Kedu menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia. Bersamaan dengan itu beliau menghimbau kepada seluruh rakyat Magelang untuk<span style="mso-spacerun:yes"> </span>jangan terlalu gembira guna menjaga perasaan pasukan Jepang yang kalah perang dengan pasukan sekutu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Sementara itu, sejak kekalahan Jepang terhadap sekutu, seluruh pasukan Jepang yang berada di Indonesia menunggu pengembalian ke Negara asalnya yang akan dilaksanakan oleh Negara yang memenagkan. Dengan demikian selama menunggu pengembalian pasukan, Jepang tetap melakukan penjagaan keamanan dan ketertiban status quo sebelum diambil alih oleh sekutu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Selanjutnya, bagi Negara yang baru saja memperoleh kemerdekaan tentunya rakyat tersebut berhak untuk menentukan nasibnya sendiri, tanpa ada yang mencampurinya. Hal ini dilakukan pula oleh rakyat Indonesia dengan berusaha mengambil alih semua aktifitas baik aktifitas pemerintahan sipil maupun militer. Sehubungan dengan itu ada instruksi dari pusat tentang pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 22 Desember 1945. Demikian halya di Magelang dibentuk BKR, yang kebanyakan anggotanya berasal dari <i style="mso-bidi-font-style:normal">KNIL</i> maupun <i style="mso-bidi-font-style: normal">Peta</i> dan <i style="mso-bidi-font-style:normal">Heiho</i>, antara lain Moh. Sarbini, A. Yani, Maryadi, Kun Khamdani, Slamet Soedibyo, Soerjo Soempeno, Soeatman dan masih yang lain.<a style="mso-footnote-id:ftn23" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[23]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Walaupun sudah ada instruksi dari pusat, kenyataannya angota BKR belum merasa puas terhadap keputusan itu karena tugasnya hanya menjaga keamanan dan ketertiban Negara. Padahal tugas angkatan bersenjata tidak hanya itu, tetapi setiap saat selalu siap sedia menghadapi kemungkinan bahaya dari ancaman pasukan asing. Lainhalnya dengan kegiatan barisan pelopor, yang setiap harinya melakukan perjalanan keliling Kotapraja Magelang untuk menyebarluaskan berita kemerdekaan kepada masa rakyat Magelang. Ada serombongan pemuda sedang melakukan perjalanan menuju Alun-alun Magelang untuk mengadakan apel sore. Dalam perjalanan mereka melihat dua tentara Jepang menurunkan bendera Merah Putih yang sedang dikibarkan. Dengan melihat peristiwa itu, mereka menjadi marah, yang selanjutnya menuntut supaya bendera itu dikibarkan kembali. Tetapi, pasukan Jepang yang sedang berjaga-jaga di depan hotel Nitaka tetap bersikeras tidak akan mengibarkan bendera Merah Putih dan diganti dengan mengibarkan bendera Hinomaru. Rombongan pemuda berusaha untuk mengibarkan kembali bendera Merah Putih namun pasukan Jepang telah mengepung mereka. Terjadilah perkelahian yang tidak imbang diantara mereka sehingga menyebabkan 3 pemuda Magelang meninggal terkena tembakan senapan Jepang.<a style="mso-footnote-id: ftn24" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[24]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Kegiatan pemuda selanjutnya adalah melakukan upacara bendera di puncak bukit Tidar. Dalam upacara itu, mereka mengalami kebingungan karena tidak ada satupun yang membawa Bendera Marah Putih untuk dikibarkan. Kemudian atas inisiatif salah satu pemuda yang hadir menyarankan agar supaya menggunakan pakaian pemuda Selamet dan Gimin yang kebetulan mamakai pakaian merah dan putih. Setelah pakaian disambung, maka pengibaran bendera pun dilaksanakan pada jam 10.00 WIB. Besamaan dengan itu pasukan Jepang yang baru saja datang berusaha membubarkan upacara itu dengan paksa. Padahal upacara sedang berlangsung secara khitmat dan akibatnya 5 orang pemuda ditembak sebagai tanda peringatan bagi kebandelan mereka.<a style="mso-footnote-id:ftn25" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[25]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Peristiwa lain yang tidak kalah hebatnya adalah pembantaian penduduk Dusun Tulung Magelang yang berjumlah kurang lebih 50 orang dibunuh secara kejam oleh pasukan Jepang. Di duga pasukan Jepang itu didatangkan dari Semarang karena pada pertengahan bulan Oktober sekutu sudah mengirimkan ke Semarang. Hal inilah yang melatarbelakangi terjadinya pertempuran 3 hari di Magelang. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Pada tanggal 31 Oktober 1945, Tentara Keamanan Rakyar dan Laskar Rakyat melakukan perlawanan terhadap sekutu di Magelang. Keesokan harinya pada tanggal 1 November 1945 datanglah bantuan yang terdiri dari 2 batalyon. Salah satu diantaranya adalah Kolonel Soedirman Komandan Divisi V, yang membawahi Kedu dan Banyumas. Sedangkan kedua batalyon itu di bawah pimpinan Letnan Kolonel Isdiman, yang mana masing-masing batalyon tersebut di bawah pimpinan Letnan Pahal dan Letnan Kolonel Oemar Slamet, dan sejumlah Laskar rakyat, yang terdiri dari Tentara Lastar Mataram (TRM) di bawah pimpinan Bung Tardjo, di samping itu ada pula dari kesatuan Polisi Istimewa pimpinan Onny Sastroadmojo.<a style="mso-footnote-id:ftn26" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[26]</span></span></span></span></a> Dalam pertempuran, pasukan Sekutu berhasi dipukul mundur keluar dari kotapraja Magelang kearah Utara menuju Ambarawa pada tanggl 2 November 1945.<a style="mso-footnote-id:ftn27" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[27]</span></span></span></span></a> Setelah itu tanggal 8 November 1945 secara diam-diam pada malam hari pasukan Sekutu meninggalkan Magelang menuju ambarawa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Lalu di daerah perbatasan antara daerah Ambarawa dengan Pingit ada upaya membangun pertahanan untuk menjaga kemungkinan pasukan Belanda melakukan penyerangan yang kedua kali. Rencana itu, teryata sudah ada yang memikirkan jauh sebelum terdengar berita pemindahan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Daerah yang paling cocok untuk pertahanan militer Magelang adalah desa Pingit kecamatan Pringsurat kerena daerah ini letaknya jauh dari Kotapraja Magelang. Selain itu alam sekitarnya sangat mendukung untuk penghadangan pasukan Belanda, jika melakukan penyerangan ke Yogyakarta. Keadaan seperti itu sudah dipersiapkan oleh Mayor A. Yani sejak tahun 1947.<a style="mso-footnote-id:ftn28" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn28" name="_ftnref28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[28]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Selain itu di Desa Ngipik mendapat sorotan utama karena di tempat ini dibuat lubang yang berfungsi nutuk menimbun senjata berat. Rencananya senjata berat ini akan digunakan, apabila pasukan Belanda melakukan penyerangan ke Magelang. Bersamaan dengan itu di bawah pimpinan Mayor A. Yani. Pada tanggal 21 Juli 1947 pasukan Belanda melakukan penyerangan ke daerah-daerah Republik, yang terkenal dengan nama Agresi Militer Belanda Pertama. Tujuan adanya penyerangan itu adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo4; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Politik<span style="mso-tab-count:1"> </span> : Pengepungan terhadap Ibukota Republik Indonesia dan penghapusan dari peta (de facto)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo4; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Ekonomi : perebutan daerah-daerah penghasil bahan makanan (daerah beras di Jawa Barat maupun Sumatra dan Pertambangan di Sumatra)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l3 level1 lfo4; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Militer : penghancuran TNI<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Daerah Magelang pada waktu Agresi Militer Belanda pertama, tidak langsung melakukan kontak senjata dengan pasukan Belanda, tetapi pengaruhnya sampai ke Kota Magelang. Hal ini bias diketahui dari pengakuan Soekamdi, menurut beliau pasukan Belanda sudah merencanakan untuk mengadakan penyerangan ke Magelang dari markasnya yang berkedudukan di Srondol Semarang. Tetapi sebenarnya pasukan Belanda mengalami keragu-raguan karena mengira di sepanjang jalan yang melewati Desa Ngipik dan Desa Pingit dalam perjalanan akan dihadang oleh pasukan TNI, dengan mempertimbangkan daerah ini sangat berbahaya dan diantara pasukan tidak ada yang mengenal medan.<a style="mso-footnote-id: ftn29" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn29" name="_ftnref29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[29]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Rencana pasukan Belanda tersebut sudah diketahui oleh TNI, maka pada tanggal 22 Juli 1947 pasukan dari batalyon 3 di bawah pimpinan Mayor A. Yani dikerahkan untuk melakukan persiapan-persiapan menghadapi kemungkinan yang akan terjadi. Adapun pasukan TNI yang dikerahkan adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l5 level1 lfo5; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Kompi Racmad di Desa Pingit, bertugas sebagai pasukan penghambat laju musuh.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-14.2pt;line-height:200%;mso-list:l5 level1 lfo5; tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language:IN">Kompi Sarwo Edi Wibowo dan Kompi Ery Soepardjan di Desa Ngipik melakukan perlawanan sekuat-kuatnya, agar musuh tidak dapat menembus trek bob<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Dua hari kemudian pada tanggal 24 Juli 1947, kurang lebih jam 09.00 WIB, terdengar suara iring-iringan kendaran lapis baja pasukan Belanda, yang terdiri dari tank, pankser, dan truk yang membawa pasukan bergerak menuju desa Pingit (garis pertahanan pertama). Sesampainya di desa Pingit, langsung pasukan kompi Racmad melakukan perlawanan sambil mundur ke garis pertahanan ke dua di desa Ngipik. Pasukan Belanda terus bergerak mengikuti gerak mundur pasukan TNI. Begitu sampai pada garis pertahanan ke dua pertempuran semakin seru. Hal ini disebabkan karena personil TNI di garis pertahanan kedua berjumlah banyak dan di samping itu merupakan pemusatan kekuatan pertahanan militer.<a style="mso-footnote-id:ftn30" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn30" name="_ftnref30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[30]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:200%;tab-stops:center 225.0pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Demikian halnya pasukan Belanda, dengan mengerahkan seluruh kekuatannya seperti tank. Pankser, dan bahkan menggunakan pesawat capong berusaha menembus pertahanan militer di desa Pingit. Dalam pertempuran itu Belanda dapat dipukul mundur keluar dari kecamatan Pringsurat. Kemudian pasukan Belanda hanya mampu bertahan sampai di perkebunan Eva.<a style="mso-footnote-id:ftn31" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftn31" name="_ftnref31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height: 115%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[31]</span></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">Kemudian kedua belah pihak mengadakan genjatan senjata dan meneruskan ke meja perundinga. Di magelang perundingan antara pihak Belanda dan Republik Indonesia dilaksanakan di Kecamatan Ngablak bertempat di rumah raden Peospodihardjo. Perundingan itu sebagian realisasi perundingan renville yang ditanda tangani kedua belah pihak pada tanggal 17 Januari 1948. Pihak Republik yang mengirimkan wakilnya yang terdiri dari Letnan Kolonen Sarbini, Mayor A. Yani, dan Mayor Soerjo Soempeno. Sedangkan, wakil Belanda mengirimkan dua orang berpangkat mayor berkebangsaan Tionghoa dan Australia. Dalam perundingan itu pihak Belanda tetap bersikeras mempertahankan daerah-daerah yang berhasil direbut menjadi hak penuh Belanda dan Republik Indonesia harus mengakui garis demarkasi yang menjadi batas antara daerah pendudukan dengan daerah Republik Indonesi. Dengan demikian semakin sempit daerah Republik Indonesia meliputi daerah Jawa Tengah meliputi Kedu, Yogyakarta, Surakarta, dan daerah St</span> <div style="mso-element:footnote-list"><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <div style="mso-element:footnote" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn1" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[1]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Kantor Staristik Kabupaten Magelang. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kabupaten Magelang hasil Registrasi Penduduk Akhir 1993. </i>Magelang: Pemda dan Kantor Statistik Kabupaten Magelang<b style="mso-bidi-font-weight:normal">,</b> 1992. <b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></b>hlm. 2.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn2" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[2]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Madjiono. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Perjuangan Masyarakat Kota Magelang Di Masa Perjuangan Phisik Tahun 1945-1950.</i> Magelang: Dewan Harian Cabang Angkatan 45. 2003.hlm.7.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id: ftn3" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[3]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN">Ibid.</span></i><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">hlm.15.<i style="mso-bidi-font-style:normal"><o:p></o:p></i></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id: ftn4" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[4]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN"> </span><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN">Prijadji, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Perjuangan Komando Distrik Militer dlam Menghadapi Class II</i>, Skripsi. IKIP Press: tidak diterbitkan, 1997.hlm.32.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn5" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[5]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Indriyani. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sistem Pemerintahan Gerilya Di Daerah Gunung Sumbing tahun 1948-1949.</i> Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Semarang, 1989, hlm.5<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn6" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[6]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Darto Harnoko, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Magelang Pada Mas Revolusi Fisik Periode 1945-1949. </i>Balai Kajian Sejarah. Yogyakarta, 1985, hlm.22<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn7" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[7]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Kedaulatan Rakyat. 16 Febuari 1948. hlm.1.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn8" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[8]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Kedaulatan Rakyat. 27 Febuari 1948. hlm.1.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn9" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[9]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Kedaulatan Rakyat. 5 Maret 1948. hlm. 3.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:35.45pt"><a style="mso-footnote-id:ftn10" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[10]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Kodam VII/Diponegoro. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Sejarah TNI AD Kodam VII/Diponegoro Sirnaning Yakso Gapuraning Ratu. </i>Semarang. Yayasan Diponegoro. 1971, hlm. 272.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn11" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[11]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Emi Wuryani. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Perjuangan Magelang Pada Tahun 1948-1949.</i> Skripsi Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1985, hlm 27.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn12"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id: ftn12" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[12]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>S. Parijah WR. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Wawancara.</i> 14 Maret 2010<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn13"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn13" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[13]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Darto Harnoko, <i style="mso-bidi-font-style:normal">op.cit, </i>hlm. 23.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn14"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn14" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[14]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Jawa Tengah, </i>Jakarta: Depdikbud, 1978, hlm. 4.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn15"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn15" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[15]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span lang="IN">Gewestan adalah wilayah yang bersifat administratif.<o:p></o:p></span></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn16"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn16" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[16]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span lang="IN">Stasdgemeente adalah Kotapraja atau Kotamadya.<o:p></o:p></span></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn17"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn17" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[17]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Nugroho Notosusanto. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Nasional Indonesia</i> <i style="mso-bidi-font-style:normal">jilid 6</i>, Jakarta: Balai Pustaka. 1973, hlm. 10.<i style="mso-bidi-font-style:normal"> <o:p></o:p></i></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn18"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn18" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[18]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Tim Riset Kabupaten Magelang. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Naskah Perjuangan Rakyat Kabupaten Magelang</i>. Magelang: BAPEDA, 1974 hlm. 62.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn19"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn19" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[19]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Founding Father adalah <o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn20"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn20" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[20]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Nugroho Notosusanto. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Op.cit, </i>hlm.34.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn21"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn21" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[21]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Djamhuri, Ahmad, Saleh. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Ikhtisar Sejarah Perjuangan ABRI (1945 sampai dengan sekarang).</i> Jakarta: Lembaga Pusat Lembaga ABRI. 1971,<span style="mso-spacerun:yes"> </span>hlm.1.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn22"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn22" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref22" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[22]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Prijadji, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Perjuangan Komando Distrik Militer dlam Menghadapi Class II</i>, Skripsi. IKIP Press: tidak diterbitkan, 1997.hlm.41.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn23"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn23" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref23" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[23]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, <i style="mso-bidi-font-style:normal">op.cit, </i>hlm. 55.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn24"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn24" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref24" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[24]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN"> <span lang="IN">Madjiono. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Perjuangan Masyarakat Kota Magelang Di Masa Perjuangan Phisik 1945-1950, </i><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Magelang: Dewan Harian Cabang Angkatan 45, 2003, hlm. 12.<o:p></o:p></span></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn25"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn25" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref25" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[25]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language: IN"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="IN">Ibid. hlm. 15.<o:p></o:p></span></i></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn26"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn26" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref26" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[26]</span></span></span></span></span></a><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"> </span></i><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">Kodam VII/Diponegoro. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah TNI AD Kodim VII/Diponegoro, Sirnaning Yakso Gapuraning Ratu.</i> Semarang, Yayasan Diponegoro, 1971, hlm, 40.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn27"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn27" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref27" name="_ftn27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[27]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Moekhardi. 1983. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Magelang Berjuang. </i>Magelang: AKABRIDARAT. Hal.69.<b style="mso-bidi-font-weight: normal"><o:p></o:p></b></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn28"> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:normal;tab-stops:center 225.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn28" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref28" name="_ftn28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[28]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Pada tahun 1947 oleh Mayor Yani Komandan Batalyon II Resimen 19 dari Devisi III Diponegoro telah merencanakan untuk membuat pertahanan militer guna menghadapi serbuan pasukan Belanda yang sewaktu-waktu dating dari Semarang. Dalam pertahanan tersebut dibagi menjadi 3 garis lapisan, yang terdiri dari: 1. Garis Pertama di Desa Pingit. 2. Garis kedua di Desa Pingit. 3. Garis ketiga di Desa Pangonan. Tim Riset Pemda Kabupaten Magelang. 1974. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Naskah Perjuangan Rakyar Kabupaten Magelang. </i>Magelang. BAPEDA, hlm.142.<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn29"> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn29" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref29" name="_ftn29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[29]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family:"Times New Roman","serif""> Moedjanto, <i style="mso-bidi-font-style: normal">Indonesia abad ke 20 jilid I</i>, Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. </span><span lang="IN" style="font-family:"Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN">15</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">.<b style="mso-bidi-font-weight: normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:42.55pt"><span style="font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"><o:p> </o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn30"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:42.55pt"><a style="mso-footnote-id:ftn30" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref30" name="_ftn30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[30]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""> </span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN">A. Radjab. <i style="mso-bidi-font-style:normal">TRIP dan Brigade 17</i>, Surabaya: Kasnendar Suminar, 1983, hlm. 32.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn31"> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:42.55pt;line-height:normal;tab-stops:center 225.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn31" href="file:///D:/Skripsi%20baru/BAB%20II.docx#_ftnref31" name="_ftn31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">[31]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN"> Tim Riset Pemda Kabupaten Magelang. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Naskah Perjuangan Rakyar Kabupaten Magelang. </i>Magelang. BAPEDA. 1974. hlm.142-143. <o:p></o:p></span></p> </div></div>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-3203935372064538912010-04-23T02:41:00.000-07:002010-04-23T02:46:03.790-07:00IMPLEMENTASI PEDIDIKAN MULTIKULTURAL PADA MATERI SEJARAH LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA Oleh: Prijadji, S.Pd<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:.25in;mso-add-space:auto; text-indent:-.25in;line-height:200%;mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">A.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pendahuluan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Merupakan kenyataan yang tak bisa ditolak bahwa negara-bangsa Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama dan lain-lain sehingga negara-bangsa Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat "multikultural". Tetapi pada pihak lain, realitas "multikultural" tersebut berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali "kebudayaan nasional Indonesia" yang dapat menjadi "integrating force" yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya tersebut.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black"> </span></span><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black"><br /><span class="apple-style-span"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Oleh sebab itu perbedaan budaya merupakan sebuah konduksi dalam hubungan interpersonal. Sebagai contoh ada yang orang yang bila diajak bicara (pendengar) dalam mengungkapkan perhatiannya cukup dengan mengangguk-anggukan kepala sambil berkata "uh. huh". Namun dalam kelompok lain untuk menyatakan persetujuan cukup dengan mengedipkan kedua matanya. Dalam beberapa budaya, individu-individu yang berstatus tinggi biasanya yang memprakarsai, sementara individu yang statusnya rendah hanya menerima saja sementra dalam budaya lain justru sebalikny</span></span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Pendidikan multikultural bangsa tampaknya memang sangat penting dibangun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di negeri ini. Masalah karakter selama ini cenderung diabaikan atau<span style="mso-spacerun:yes"> </span>tidak menjadi perhatian kita. Padahal berbagai masalah yang kita hadapi selama ini, terutama menyangkut berbagai <span style="mso-spacerun:yes"> </span>prilaku masyarakat dan pemimpinnya.</span></span><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black"><br /><span class="apple-style-span"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ketika terjadi keributan permalsahan <span style="mso-spacerun:yes"> </span>konflik baik dalam masyarakat maupun di kalangan elit, maka terlihat lemahnya karakter yang <span style="mso-spacerun:yes"> </span>dimiliki. Mengapa korupsi merajalela tidak melihat suku bangsa maupun ras? Jawabnya, sudah jelas lemahnya karakter. Demikian pula, berbagai prilaku aksi-aksi demo yang anarkis, tidak mengindahkan nilai-nilai budaya,<span style="mso-spacerun:yes"> </span>ketika kita banyak terkalahkan dalam persaingan dengan pihak asing, dan <span style="mso-spacerun:yes"> </span>dunia olahraga, seperti sepakbola yang terus kalah tak pernah juara. Artinya, masalah karakter bangsa memang perlu kita bangun dengan serius.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Karakter bangsa yang berbasis pada multikultural <span style="mso-spacerun:yes"> </span>harus menjadi pondasi dalam pembangunan masa depan bangsa dan negara. Apabila diperhatikan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dari negara-negara yang sudah maju, maka yang menonjol adalah kuatnya karakter yang mereka miliki. Contohnya Bangsa Jepang, Korea dan China, ketiganya telah mampu mengalami kemajuan sekarang ini, tidak lepas dari karakter masyarakatnya, seperti semangat kerja keras, disiplin, dan konsisten dalam bersikap. Begitu pula dengan Amerika Serikat, budaya politik dan lainnya terlihat dilandaskan pada trust (percaya), salah satu karakter yang patut di negeri<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Dalam dunia pendidikan saat ini <span style="mso-spacerun:yes"> </span>memiliki anggaran cukup besar, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>telah <span style="mso-spacerun:yes"> </span>serius dalam mengembangkannya kurikulum. Implementasi pendidikan multikultural dalam KTSP dapat didekati dari dua pendekatan, pertama, pendekatan instruksional atau formal, yaitu dengan mengintegrasikan subjek-subjek, seperti tema-tema menyangkut keanekaragaman sosial- budaya, toleransi ke dalam materi, pemilihan contoh-contoh, studi kasus, dan bahasa. kedua, pendekatan informal, yaitu melalui sikap dan perilaku warga sekolah, harus dijauhkan sikap dan perilaku guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya yang hanya menonjolkan kelompok tertentu dan mengabaikan kelompok lainnya. </span></span><a href="http://re-searchengines.com/frederik0608.html"><span style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://re-searchengines.com/frederik0608.html</span></a><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Indikator keberhasilan membangun karakter bangsa harus dapat terlihat nyata dan dimulai dari generasi muda. Pendidikan multicultural, apabila mengalami kegagalan dalam <span style="mso-spacerun:yes"> </span>mengedepankan pengembangan<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span>karakter bangsa, maka kita jangan berharap banyak<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span>akan mencapai keberhasilan masa depan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur </span></span><a href="http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/ArticleView/articleId/200/Default.aspx"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/ArticleView/articleId/200/Default.aspx</span></a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:.25in;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:200%;mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; color:black"><span style="mso-list:Ignore">B.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black">Pengertian Pendidikan Multikultural, Sejarah Lokal dan Pembentukan Karakter<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:0in; margin-left:.25in;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:.5in; line-height:200%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family: "Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman";color:#4A4A49">Menurut </span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";color:#4A4A49;mso-ansi-language:IN">Musa Asy’arie, bahwa pendidikan </span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";color:black;mso-ansi-language:IN">multikultural adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural. Di sini jelas terlihat bahwasanya pendidikan multikultural menitikberatkan pada sikap hidup yang menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Tidak ada kemudian semacam tekanan, dominasi, diskriminasi, saling mencemooh, dan lain-lain, yang ada kemudian adalah hidup berdampingan secara harmonis, saling toleransi, menghormati, pengertian, dan sebagainya</span><span style="font-size:9.0pt; line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family: "Times New Roman";color:#4A4A49"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:.25in;mso-add-space:auto; text-align:justify;line-height:200%"><a href="http://asefamani.wordpress.com/2008/09/16/pendidikan-multikultural/"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://asefamani.wordpress.com/2008/09/16/pendidikan-multikultural/</span></a><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif"">Sejarah lokal adalah<i style="mso-bidi-font-style: normal"> </i></span></span><span class="apple-converted-space"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:10.0pt;line-height: 200%;font-family:"Segoe UI","sans-serif""> </span></i></span><span class="apple-converted-space"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif""> </span></i></span><em><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%">studi tentang kehidupan masyarakat atau khususnya komunitas dari suatu lingkungan sekitar (neighborhood) tertentu dalam dinamika perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan </span></em><a href="http://lieta.pbworks.com/Sejarah-Lokal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://lieta.pbworks.com/Sejarah-Lokal</span></a><u><o:p></o:p></u></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.</span></span><span style="font-size:9.0pt; line-height:200%;font-family:"Verdana","sans-serif";color:black"> </span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black">Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan </span></span><a href="http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html</span></a><span style="font-size:9.0pt;line-height:200%"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="font-size:9.0pt;line-height:200%"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-indent:-.25in;mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">C.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">Implementasi Pedidikan Multikultural Pada Materi Sejarah Lokal dalam Pembentukan Karakter Bangsa<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:.25in;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif"">Uraian sebelumnya telah mempertebal keyakinan kita betapa paradigma pendidikan multikulturalisme sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan di antara kita. Paparan di atas juga memberi dorongan dan spirit bagi lembaga pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik untuk menghargai orang, budaya, agama, dan keyakinan lain. Harapannya, dengan implementasi pendidikan yang berwawasan multikultural, akan membantu siswa mengerti, menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian. Lewat penanaman semangat multikulturalisme di sekolah-sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara damai.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0in;margin-right:0in;margin-bottom:0in; margin-left:.25in;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:.5in; line-height:200%;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">Demikian juga implementasi pendidikan multikultural pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dapat dilakukan secara komprehensif melalui pendidikan kewargaan dan melalui Pendidikan Agama, dapat dilakukan melalui pemberdayaan slot-slot kurikulum atau penambahan atau perluasan kompetensi hasil belajar dalam konteks pembinaan akhlak mulia, memiliki intensitas untuk membina dan mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama, dengan memberi penekanan pada berbagai kompetensi dasar sebagaimana telah terpapar di atas. Kemudian, juga harus dilakukan dalam pendekatan deduktif dengan kajian yang relevan, kemudian dikembangkan menjadi norma-norma keagamaan, norma hukum, etik, maupun norma sosial kemasyarakatan </span><a href="http://aldorian0507.files.wordpress.com/2010/03/pendidikan-multikultural-artiklel.pdf"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">http://aldorian0507.files.wordpress.com/2010/03/pendidikan-multikultural-artiklel.pdf</span></a><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:.25in;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Dalam pelajaran sejarah implikasi dari pendekatan multikultural adalah lahirnya sejarah lokal, yang <span style="mso-spacerun:yes"> </span>harus mengembangkan materi yang berbasis pada kedaerahan. Materi sejarah lokal dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa lokal yang terjadi di suatu daerah. Eksplorasi materi sejarah lokal dapat bersumber dari peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di daerah tersebut, penulisannya berdasarkan tema-tema tertentu. Selain itu, materi sejarah lokal yang ditampilkan dapat dilihat dari dinamika lokal yang terjadi dalam konteks sejarah nasional dan dunia atau dinamika sejarah nasional dan dunia yang berdampak pada sejarah lokal </span></span><a href="http://www.psb-psma.org/content/blog/sejarah-lokal-dan-ketahanan-daerah"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">http://www.psb-psma.org/content/blog/sejarah-lokal-dan-ketahanan-daerah</span></a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Pembelajaran sejarah lokal di daerah pada gilirannya akan mampu mengantarkan siswa untuk mencintai daerahnya. </span></span><span class="apple-style-span"><span lang="NL" style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black;mso-ansi-language:NL">Kecintaan siswa pada daerahnya akan mewujudkan ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh kemampuan warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang diyakini kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta dengan cara memanfaatkan alam secara bijaksana. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span lang="NL" style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black;mso-ansi-language:NL">Pada saat ini, semangat yang terkandung dalam diberlakukannya Otonomi Daerah sudah semestinya mengacu kepada kemandirian di mana masyarakatnya secara sadar membangun dirinya menjadi manusia yang amanah dan mampu memanfaatkan sumber daya baik manusia dan alam untuk kemaslahatan masyarakat. Dalam konteks tersebut di atas, pembelajaran sejarah khususnya sejarah lokal menjadi relevan.</span></span><span class="apple-converted-space"><span lang="NL" style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif";color:black;mso-ansi-language:NL"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black">Anak bangsa di negeri ini sudah sewajarnya diperkenalkan dengan lingkungan yang paling dekat di desanya, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>kecamatan, dan kabupaten, setelah <span style="mso-spacerun:yes"> </span>tingkat nasional dan internasional. Melalui pengenalan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>lingkungan yang paling kecil, maka anak-anak kita bisa mencintai desanya.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black"> </span></span><span class="apple-style-span"><span lang="NL" style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black;mso-ansi-language:NL">Apabila mereka mencintai desanya mereka baru mau bekerja di desa dan untuk desanya. Sejarah lokal mempunyai arti sangat penting bagi anak didik kita. Dengan mempelajari sejarah lokal anak didik kita akan memahami perjuangan nenek moyangnya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. </span></span><a href="http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html</span></a>. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span lang="NL" style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black;mso-ansi-language:NL">Nilai-nilai kerja keras, pantang mundur, dan tidak kenal menyerah perlu diajarkan pada anak-anak kita. </span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">Menurut Susanto, tiga nilai esensial dari sejarah bangsa yang relevan untuk ditumbuhkembangkan di atas <span style="mso-spacerun:yes"> </span>dalam pelajaran sejarah tidaklah sebatas pengetahuan kognitif, <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span>melainkan juga berguna bagi pembentukan karakter bangsa<span style="color:#666666">.</span></span></span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><a href="http://nasional.infogue.com/lawatan_sejarah_merekat_rasa_kebangsaan"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">http://nasional.infogue.com/lawatan_sejarah_merekat_rasa_kebangsaan</span></a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span class="apple-style-span"><span lang="NL" style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";color:black;mso-ansi-language:NL">Pembentukan karakter juga dapat melalui lawatan sejarah tingkat regional yang dilaksanakan pada tanggal 19 sampai dengan 22 April 2010. Menurut Cahyo Budi Utomo, </span></span><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:#29303B">Lawatan Sejarah </span><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif"">adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah (<em>a trip to historical sites</em>). Lawatan Sejarah dapat dikembangkan sebagai model pembelajaran sejarah baik dengan basis teori behavioristik, kognitif, maupun konstruktivistik. Tinggal bagaimana guru dan siswa mengemasnya. Paradigma baru yang dijadikan rujukan yang mendasari penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, yang dituangkan baik pada UU tentang Sisdiknas maupun Peraturan Menteri tentang Standar Kompetensi dan Implementasinya, maka sangat jelaslah bahwa paradigma pembelajaran kontruktivisme menjadi pilihan utama karena dapat membentuk siswa menjadi generasi yang berkarakter terhadap bangsanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:.5in;line-height:200%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">Dengan demikian, pendidikan multikultural pada meteri sejarah lokal mulai diperkenalkan oleh guru sejarah kepada para siswanya. Semua satuan pendidikan siswanya memiliki keberagaman ras maupun agama, dapat menjadi laboratorium masyarakat untuk penerapan pendidikan multikultural. Proses interaksi yang melibatkan semua pihak dalam mempelajari sejarah lokal sama saja mempelajari karakteristik dari materi yang dikaji sehingga siswa secara langsung dapat menggali karakter sendiri peristiwa kelokalan itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:.25in;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-.25in;line-height:200%;mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">D.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">Penutup<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align:justify;text-indent:-.25in; line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo2"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif"">Implementasi pendidikan multikultural pada materi sejarah lokal dalam pembentukan karakter bangsa adalah penerapan suasana tempat pembelajaran yang toleran terhadap peristiwa komunitas kelokalan dalam pembentukan <span class="apple-style-span"><span style="color:black">karakter bangsa berisi nilai-nilai yang menyebabkan utuh dan bersatunya bangsa tersebut.</span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align:justify;text-indent:-.25in; line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo2"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black">Implementasi pendidikan multicultural dapat dimasukan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dari SD sampai dengan SMA karena setiap satuan pendidikan diberikan otonomi untuk mengembangkan potensi sekolah sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa</span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align:justify;text-indent:-.25in; line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo2"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black">Pembentukan karakter sangat relevan melalui materi sejarah lokal, karena materi sejarah lokal mempelajari dinamika masyarakat kelokalan atau kedaerahan, yang masyarakatnya sudah multikultural dan toleran terhadap perbedaan.</span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align:justify;text-indent:-.25in; line-height:200%;mso-list:l1 level1 lfo2"><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"; color:black">Pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan melalui lawatan sejarah. Lawatan sejarah merupakan perpaduan antara hiburan dan pendidikan sehingga peserta didik dapat menemukan karakter sejarah bangsa masa lalunya untuk menjadi bahan renungan cita-cita masa depan</span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="center" style="margin-left:.25in; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:.5in;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif"">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="center" style="margin-left:.25in; mso-add-space:auto;text-align:center;text-indent:.5in;line-height:200%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align:justify;text-indent:-.5in; line-height:200%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family: "Times New Roman","serif"">Abdullah, Taufik. 1995: <b style="mso-bidi-font-weight: normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">Sejarah Lokal Indonesia (sebuah kumpulan Tulisan)</i></b>. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:.5in;text-align:justify;text-indent:-.5in; tab-stops:6.0in"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family: "Times New Roman","serif"">Alqadrie, Syarif Ibrahim. 2005. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Sosialisasi Pluralisme dan Multikulturalisme Melalui</i> <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pendidikan.</i> </span><a href="http://www.damandiri.or.id/file/ernibab2.pdf.Diakses"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://www.damandiri.or.id/file/ernibab2.pdf. Diakses</span></a><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family: "Times New Roman","serif""> tanggal 24 September 2006<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:.5in;text-align:justify;text-indent:-.5in; tab-stops:6.0in"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family: "Times New Roman","serif"">Fajar, Malik. 2004. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Mendiknas: Kembangkan Pendidikan Multikulturalisme</i>. </span><a href="http://www.gatra.com/2004-08-11/artikel.php?id=43305"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://www.gatra.com/2004-08-11/artikel.php?id=43305</span></a><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">. Diakses tanggal 24 September 2006<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:49.5pt;mso-add-space: auto;text-indent:-49.5pt;line-height:200%"><span style="font-size:12.0pt; line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">G, Mely, Tan. 1998:<span style="mso-spacerun:yes"> </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">Multikulturalisme Peran Perempuan dan Integrasi Nasional</i></b>. Yogyakarta:<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Universitas Atmajaya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:49.5pt;mso-add-space:auto; text-indent:-49.5pt;line-height:200%"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 200%;font-family:"Times New Roman","serif"">Suparlan, Parsudi. 1988<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">: Mulitikultralisme di Indonesia</i></b>. Jakarta: Un iversitas Indonesia<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:.5in;text-align:justify;text-indent:-.5in; tab-stops:6.0in"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family: "Times New Roman","serif"">Fajar, Malik. 2004. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Mendiknas: Kembangkan Pendidikan Multikulturalisme</i>. </span><a href="http://www.gatra.com/2004-08-11/artikel.php?id=43305"><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://www.gatra.com/2004-08-11/artikel.php?id=43305</span></a><span style="font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"">. Diakses tanggal 24 September 2006<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:4.5pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;line-height:200%"><a href="http://re-searchengines.com/frederik0608.html">http://re-searchengines.com/frederik0608.html</a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:40.5pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-.5in;line-height:200%"><a href="http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/ArticleView/articleId/200/Default.aspx">http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/ArticleView/articleId/200/Default.aspx</a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:4.5pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;line-height:200%"><a href="http://asefamani.wordpress.com/2008/09/16/pendidikan-multikultural/">http://asefamani.wordpress.com/2008/09/16/pendidikan-multikultural/</a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:4.5pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;line-height:200%"><a href="http://lieta.pbworks.com/Sejarah-Lokal">http://lieta.pbworks.com/Sejarah-Lokal</a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:4.5pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;line-height:200%"><a href="http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html"><span style="font-size:12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html</span></a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:4.5pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;line-height:200%"><a href="http://aldorian0507.files.wordpress.com/2010/03/pendidikan-multikultural-artiklel.pdf"><span style="font-family:"Times New Roman","serif"">http://aldorian0507.files.wordpress.com/2010/03/pendidikan-multikultural-artiklel.pdf</span></a></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:40.5pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-.5in;line-height:200%"><span style="font-size: 12.0pt;line-height:200%;font-family:"Times New Roman","serif"">ile:///C:/Documents and Settings/P/My Documents/Downloads/LAWATAN SEJARAH SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH « Historia Vitae Magistra, La Historia Me Absolvera !!!.htm.<o:p></o:p></span></p>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-55267746098647543972009-08-18T21:54:00.000-07:002009-08-18T22:09:43.064-07:00Kemerdekaan?<div style="text-align: justify;">Apakah kemerdekaan kita sudah benar-benar? Ini pertanyaan mendasar. Pertanyaan dari sejarawan modern yang merasa gundah gulana ketika menghadapi kenyataan di sekitar kita. Kenapa merdeka masih saja mau diberi bantuan berupa uang yang mengikat, alias bentuk penjajahan modern. Apakah benar kita kekuarangan modal? Padahal sumber daya manusia kita apabila diberi kesempatan sama dan pemerintah memberikan perphatian khusus, pasti tidak akan kalah dengan negara-negara tetangga.<br />Para pendiri bangsa di alam sana pasti sedang menangis setelah melihat nasip bangsa ini yang tidak maju-maju. Kuncinya tergantung kepada para pejabat yang terpilih..<br /></div>SEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3625831095914871329.post-88476370645820407822009-07-04T06:50:00.001-07:002009-07-04T06:50:41.325-07:00KENAPA AKU HARUSSEJARAH DAN SOSIOLOGIhttp://www.blogger.com/profile/01282383937964083845noreply@blogger.com0